Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Batang Hidung IMF?

Kompas.com - 14/08/2011, 12:21 WIB

KOMPAS.com — Krisis merajalela di mana-mana. Ini adalah krisis, yang salah satunya adalah juga akibat akumulasi ketidakdisiplinan anggaran pemerintah di zona euro atau 17 negara pengguna mata uang euro, di AS, di Jepang.Terjadi akumulasi utang terus-menerus.

Akibatnya lagi, hampir setengah kekuatan perekonomian dunia terguncang sekarang, yakni AS dan zona euro yang merupakan bagian dari Uni Eropa.

Krisis ini adalah juga buah dari kebijakan moneter AS di bawah Alan Greenspan, mantan Gubernur Bank Sentral. Ini yang membuatnya jadi cecaran banyak ekonom. Kebijakan moneter dengan mematok suku bunga rendah menyebabkan terjadinya "easy money" dan mendorong konsumsi.

Nah, ini adalah koridor ekonomi yang justru menjadi wewenang IMF untuk memberi nasihat. Pertanyaannya, di mana peran IMF selama ini? Mengapa AS, zona euro tidak mendapatkan tekanan kuat atau peringatan keras?

Jika kita kenang sejarah Amerika Latin, IMF pada dekade 1980-an kerap memaksa kawasan itu mengencangkan ikat pinggang. Hal ini menimbulkan protes besar-besaran di kawasan, karena rakyat sengsara dengan penghapusan subsidi pemerintah. Namun penghapusan subsidi ini harus dilakukan di bawah tekanan Chicago Boys, para penasihat ekonomi AS, berpayungkan IMF.

Soal AS, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, dan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick, hanya terdengar memberi imbauan. Mereka hanya sekadar mengingatkan akan bahaya dari akumulasi defisit anggaran, tidak lebih dari itu. Bahkan Lagarde tidak cukup ketat meminta AS menurunkan defisit anggaran Pemerintah AS, yang dia sarankan sebaiknya diturunkan sampai 7,5 persen.

IMF dan Bank Dunia tidak cukup kencang menekan, sebagaimana dilakukan ke negara-negara berkembang, termasuk Asia. Bahkan peran IMF seperti tenggelam. Standard & Poor's bahkan lebih berani membuat ketegasan dengan menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+.

S&P's juga lebih berani meminta AS menurunkan defisit anggaran di bawah 7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com