Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPh bagi UKM, Strategi Pajak Cerdas?

Kompas.com - 14/08/2011, 12:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pengenaan pajak penghasilan (PPh) kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dinilai merupakan suatu strategi pajak yang cerdas. Karena ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif, Kementerian Koordinator Perekonomian, Handito Joewono, kepada Kompas.com, via pesan elektronik, Minggu (14/8/2011).

Memang, ia menyebutkan, banyak pelaku UMKM, yang belum memenuhi kewajiban pajak dengan berbagai alasan. "Salah satu alasan belum dibayarkannya kewajiban pajak yang sering diungkapkan terutama bagi pelaku usaha mikro atau kecil, dan lebih lagi pelaku usaha baru adalah merasa belum mampu membayar pajak karena dana yang tersedia sangat terbatas. "Boro-boro bayar pajak, untuk hidup saja sudah sulit. Begitu kira-kira yang sering diungkapkan," ujar Handito.

Kondisi yang demikian tentunya perlu dicarikan jalan keluar. Menurutnya, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pelaku usaha dapat keterusan untuk nantinya bisa mengemplang bayar pajak apalagi jika usahanya sudah menjadi besar. Namun, pengenaan pajak tidak serta merta disamakan dengan pelaku usaha yang sudah besar dan mapan. Ini bisa membuat pelaku UMKM tidak mau bayar pajak, karena kebutuhan dana untuk mengembangkan usaha biasanya belum tercukupi.

"Jangan lupa bagi pelaku usaha baru atau berskala mikro dan kecil, untuk pengembangan usahanya membutuhkan pendanaan yang memadai. Istilahnya, usaha bisnis yang tidak berkembang adalah usaha bisnis yang sedang menunggu lonceng kematian. Grow or die," tambah dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, dengan rencana pengenaan tarif pajak yang relatif jauh lebih dibandingkan dengan pelaku usaha besar, merupakan strategi pajak yang cerdas. Ia berpendapat, para pelaku usaha yang tadinya punya kewajiban membayar pajak tetapi belum melaksanakan kewajibannya karena nilainya memberatkan, akan tergerak untuk membayar pajak sehingga akan menambah jumlah wajib pajak dan nilai setoran pajak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com