Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Rendah, Dana Infrastruktur Kurang

Kompas.com - 15/08/2011, 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan masih rendahnya masyarakat baik pribadi, maupun badan usaha yang membayar pajak, maka penerimaan negara pun rendah. Dan, ini berdampak pada kurang dana pemerintah untuk membangun infrastruktur.

"Faktanya menunjukkan jumlah perusahaan di Indonesia, itu yang baru bayar pajak di bawah 10 persen. Bahkan lima persen. Tapi orang pribadi baru 40 persen yang bayar pajak. Ya ini (angka) estimasi. Sebenarnya orang yang bekerja saja ada 110 juta orang. Kita pakai angka konservatiflah. Jadi, intinya ginilah masih banyak orang yang belum bayar pajak, orang maupun badan," ujar Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Fuad Rahmany, dalam acara jamuan buka puasa, di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (15/8/2011).

Oleh sebab itu, ia menilai kondisi ini merupakan suatu hal yang kurang adil. Bahwa masih ada masyarakat yang membayar pajak, dan ada yang tidak. Selain itu, kondisi ini akhirnya mengakibatkan penerimaan negara dari pajak tidak maksimal.

"Uang yang digunakan untuk bangun jalan jadi kurang, untuk bangun rumah sakit jadi kurang, untuk bantuan sosial jadi kurang. Jadi kita serba kekurangan. (Ini) nggak bisa. Negara kita nggak akan jadi maju," tambah dia sebagai dampak kurangnya penerimaan negara dari pajak.

Bahkan, ia menyebutkan, penerimaan negara baik dari pajak dan bukan pajak dengan total Rp 1.100 triliun, setelah dipakai diantaranya untuk subsidi sekitar Rp 200 triliun dan membayar bunga hutang sebesar Rp 130 triliun, maka sisa anggaran pemerintah (APBN) hanya mampu untuk membangun infrastruktur dalam jumlah kecil.

"Penerimaan negara untuk bangun jalan (dari APBN) tahun 2011 itu, sisanya hanya tinggal uang yang mampu membangun jalan (sepanjang) 120 kilometer dari Sabang sampai Merauke," ujar dia.

Dengan begitu, ia mengemukakan, kepada para pemangku kepentingan yang diundang pada jamuan buka puasa hari ini, dapat mengetahui kondisi bahkan membantu untuk mencapai target penerimaan negara dari pajak sekitar Rp 870 triliun.

Juga terhadap para guru yang turut diundang pada acara tersebut, berkali-kali ia menyatakan bantuan kepada mereka. "Khususnya, hari ini yang datang guru-guru. Itu mereka harus berikan pendidikan pajak dari kecil supaya orang pada bayar pajak. Jadi nggak perlu dikejar-kejar bayar pajak," harap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com