Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan, Beras Vietnam Mulai Masuk

Kompas.com - 17/08/2011, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menuturkan, hingga saat ini pihaknya mengaku belum menerima laporan pengiriman beras impor dari Vietnam. Perum Bulog memperkirakan, beras impor asal Vietnam baru akan masuk pada pekan depan.

"Kita harapkan minggu depan sudah mulai masuk. Paling lambat akhir Oktober masuk, karena sesuai kontrak dengan Vietnam, yaitu mulai Agustus hingga Oktober 2011," katanya, saat dihubungi KONTAN, Selasa (16/8/2011).

Sutarto bilang, lamanya pengiriman ini karena faktor cuaca dan faktor pembongkaran yang lambat. Dia berharap, pengiriman beras impor asal Vietnam tersebut bisa terlaksana sesuai rencana, yaitu pada Agustus ini. Namun, katanya, masa pengiriman memerlukan waktu yang cukup lama, mengingat jumlah beras impor mencapai 500.000 ton.

"Mereka menyebut Agustus ini paling tidak mereka sudah berangkat dari sana. Tapi ada yang memerlukan waktu 3-4 hari perjalanan, tergantung jarak sampai ke pelabuhan di Indonesia, karena jarak ke Pulau Jawa dan ke Papua tentu berbeda," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, mengingat jumlah beras asal Vietnam yang diimpor cukup besar, maka pengiriman akan dilaksanakan secara bertahap. Terlebih, sarana dan prasarana di pelabuhan-pelabuhan Indonesia kurang memadai untuk menampung pengiriman sekaligus dalam jumlah besar.

Untuk itu, Sutarto mengaku pihaknya akan mengatur penerimaan beras impor yang dikirim melalui sekitar 20 pelabuhan di Indonesia itu. Hal ini juga dimaksudkan, agar kapal-kapal Vietnam tersebut tak mengantri terlalu lama di pelabuhan-pelabuhan tersebut. "Jadi saya juga tidak mau kapal ini ngantri terlalu lama. Nanti kena denda dan macam-macam. Jangan sampai nanti kita rugi di situ, jadi diatur di 20 pelabuhan itu," jelasnya.

Sebelumnya, Bulog menyebut, pihaknya terpaksa mengimpor beras lantaran pasokan dalam negeri cenderung menurun. Menurut Sutarto, impor merupakan opsi terakhir pengadaan beras untuk mencukupi cadangan beras.

Namun, hingga saat ini Bulog mengaku baru memiliki kesepakatan mengimpor beras dari Vietnam sebanyak 500.000 ton. Beras dari Vietnam tersebut nantinya akan masuk langsung ke 20 pelabuhan besar di Indonesia agar tidak lagi dilakukan pemindahan beras apabila dibutuhkan di daerah tertentu. Namun, untuk pelabuhan di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah tidak akan dimasuki beras impor karena kedua daerah tersebut belum berkenan.

Sementara, anggota DPR Rofi Munawar menilai, kebijakan impor tersebut merugikan petani dalam negeri. Dia mengatakan, operasi pasar memang perlu dilakukan untuk menstabilkan harga, tetapi operasi pasar yang masif harus di imbangi dengan daya serap yang tinggi pula di tingkat petani. "Karena jika tidak seimbang stok akan cepat habis," paparnya. (Irma Yani/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com