Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toshiba Undang Investor Lokal Suplai Komponen

Kompas.com - 17/08/2011, 14:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Toshiba Consumer Products Indonesia mengundang investor lokal untuk menyuplai komponen produksi televisi layar datar. Selama ini perusahaan yang berinduk di Jepang itu mengandalkan sekitar 60 persen - 65 persen komponen dari pasokan China. Sisanya memberdayakan suplai dalam negeri.

"Kita masih impor dari China sebagian besar karena di Indonesia belum ada," ungkap Assistant Departement Toshiba Consumer Products Indonesia Manager Quality Assurance Departement PT Toshiba Consumer Products Indonesia Uus Syamsu, Selasa (16/8/2011).

Oleh karena itu, Uus bilang, pihaknya mengundang investor lokal yang mampu memenuhi standar kualitas perusahaan itu untuk bergabung memasok komponen produksi televisi layar datar. Apalagi, Toshiba telah memberikan peluang melalui peningkatan kapasitas produksi mencapai 500 ribu unit per bulan pada awal 2012 untuk menggenjot angka ekspor. Produsen televisi layar datar yang berlokasi di Cikarang itu mengekspor sekitar 80% dari kapasitas produksi setiap bulan.

Namun, menurutnya, meski celah sebagai pemasok komponen televisi layar datar terbuka luas bagi investor lokal, akan sulit bagi produsen dalam negeri untuk tidak tergantung pada barang impor asal China. "Karena bahan bakunya juga harus dari China. "Jadi kalau komponen mau dibuat produsen lokal, mereka tetap impor bahan bakunya dari sana," tuturnya.

Sebagai informasi, Toshiba kini mengoperasikan sembilan lajur produksi (line) berkapasitas 1100 unit televisi layar datar ukuran kecil per shiftnya dan 300 unit televisi layar datar ukuran besar per shiftnya. Produksi yang dijalankan dua shift itu kini memberikan kapasitas produksi total sebesar 300 ribu unit per bulan. Angka itu masih belum tercapai, dan akan digenjot hingga akhir tahun supaya tahun depan siap dengan 500 ribu unit per bulan.

Peningkatan kapasitas produksi dari 300 ribu unit per bulan menjadi 500 ribu unit per bulan mulai pada awal tahun depan itu dilakukan dengan menambah jumlah line dari sembilan lajur menjadi 11 lajur. Tambahan dua lajur itu memanfaatkan area produksi yang masih kosong. (Dani Prasetya/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com