Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Tarif Listrik Jangan Rugikan Dunia Usaha

Kompas.com - 17/08/2011, 15:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan, opsi kenaikan tarif dasar listrik yang direncanakan pemerintah pada tahun 2012 perlu dicermati dengan baik sehingga tidak merugikan dunia usaha.

"Opsi kenaikan TDL memang perlu dicermati baik-baik, yang penting komunikasi dan juga perlu melihat beban dari dunia usaha, artinya dunia usaha selalu berharap bahwa pemerintah bisa memperbaiki infrastruktur, termasuk juga memperbaiki struktur dari  pembangkit listrik yang ada," kata Erwin di Jakarta, Rabu (17/8/201).

Ia berharap, pemerintah tidak hanya sekadar menaikan tarif dasar listrik (TDL), tetapi yang perlu memperhatikan percepatan pembangunan pembangkit listrik.

Dengan demikian, pembangunan pembangkit akan membuat biaya listrik kita jauh lebih efisien dan ketersediaan akan pasokan listrik juga bisa dijamin. "Jadi, saya berharap pemerintah, PLN, dan dunia usaha bisa duduk berkomunikasi secara bersama-sama sehingga kita bisa mencapai suatu kesepakatan dalam menentukan kenaikan TDL, kalau ini (TDL) benar-benar dilakukan," ujarnya.

Menurut dia, kenaikan TDL nantinya jangan sampai menggerus daya saing industri nasional, karenanya pemerintah dan PLN sebaiknya melihat kemampuan  dunia usaha itu sendiri. "Saya yakin pemerintah dan PLN akan terbuka untuk berdiskusi dan berdialog, selama ini, kan, juga telah dicapai kesepakatan dan titik temu yang baik di antara pihak itu," tambahnya.       Saat ditanya mengenai berapa kenaikan TDL yang ideal, Erwin mengaku belum bisa memastikan angkanya dan harus dilakukan pembahasan terlebih dahulu sehingga bisa dicapai win-win solution antara dunia usaha, pemerintah, dan PLN. "Angka kenaikan TDL yang ideal tentunya kita harus duduk bersama terlebih dahulu, karena dunia usaha sebenarnya juga mengeluhkan ketersediaan listrik , artinya bukan hanya tarifnya, tapi ketersediaan juga harus ada, PLN juga harus benar-benar menyediakan listrik itu dengan konsisten sehingga bukan hanya tarif listriknya yang harus dinaikkan," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa pemerintah akan kembali mengkaji kemungkinan kenaikan tarif dasar listrik. Hal itu dilakukan agar tidak membebani anggaran subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012.

Dalam RAPBN 2012 pemerintah menurunkan anggaran subsidi energi listrik, dari Rp 65,6 triliun (APBN-P 2011) menjadi Rp 44,96 triliun (RAPBN 2012). Pemerintah juga menyampaikan bahwa untuk kebijakan subsidi listrik pada 2012, pemerintah akan menjaga penyediaan tenaga listrik secara efisien dan menjaga kesinambungan kepentingan penyediaan listrik dan konsumen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com