Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Mungkin Tidak Terus Naik

Kompas.com - 19/08/2011, 13:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Harga logam mulia yang terus naik perlu disikapi dengan waspada karena seluruh komoditas tidak imun terhadap gejolak yang akhirnya akan menurunkan permintaan.

Harga emas ditopang oleh persepsi bahwa perekonomian Amerika Serikat dan Eropa akan terpuruk. Namun, jika krisis itu benar-benar terjadi di kedua wilayah itu, maka permintaan dunia terhadap emas akan anjlok, sementara produksi emas tetap tinggi, sehingga harga jual emas akan turun.

"Tidak mungkin harga emas sampai 2.500 per troy ounce (1 ounce setara 31,1 gram). Mungkin, krisis sudah terjadi, terutama di Eropa. Leading Economic Index di Eropa sudah turun dalam empat bulan terakhir. Itu artinya, dalam dua bulan hingga tiga bulan bisa saja krisis mulai terjadi di Eropa," tutur ekonom danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa, di Jakarta, Jumat (19/8/2011).

Besarnya penurunan harga emas sangat tergantung pada dalamnya krisis. Jika krisis terjadi sangat parah, dapat diartikan turunnya daya beli masyarakat dunia sehingga permintaan terhadap emas akan turun.

"Emas juga bisa turun karena para pemilik usaha akan melepas kepemilikan emasnya untuk membiayai dampak dari krisis itu," ujar Purbaya.

Emas perlu dilihat sebagai komoditas biasa, sama seperti harga minyak dunia yang melonjak hingga 147 dollar AS per barrel pada tahun 2008. Namun, setelah daya beli turun dan pasokan minyak melambung, harga minyak jatuh hingga ke 40 dollar AS per barrel pada tahun 2008.

"Jadi melihat emas pun perlu dilakukan seperti apa yang terjadi pada tahun 2008 terhadap harga minyak," kata Purbaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com