Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pensiun Dini Lebih Baik

Kompas.com - 26/08/2011, 13:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pensiun dini menjadi opsi kebijakan yang lebih baik untuk menekan belanja pegawai ketimbang melakukan penghentian sementara (moratorium) perekrutan pegawai negeri sipil (PNS).

Hal ini disampaikan oleh pengamat ekonomi Aviliani kepada Kompas.com, usai menghadiri rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat ( 26/8/2011 ).

Aviliani menuturkan, masalah yang sebenarnya adalah kementerian belum pernah mengevaluasi jobdesknya masing-masing. "Kedua tidak pernah departemen (kementerian) buat perencanaan jangka panjang, seperti kapan sih pensiun," ujar Aviliani. Jadi, moratorium harus dilihat dari kebutuhannya.

"(Jadi) bukan moratorium yang lebih cocok. Beranikan pensiun dini. Dengan itu kan ada rekrutmen baru. Ini lebih memecahkan masalah birokrasi," ujar dia.

Sementara itu, ia menyebutkan pemerintah pun sebenarnya tidak jelas ke mana fokus kebijakannya. "Di APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita masalahnya belum ada skala prioritas. Semua departemen ada kenaikan," sebut dia.

Kalau ada skala prioritas, lanjut dia, mungkin bisa diatur ada kementerian yang dikurangi anggarannya. "Sistem APBN kita (harus) dirubah. Pemerintah berani mengurangi anggaran, (khususnya) belanja pegawai. Belanja modal (jadi) tidak efektif," tegas dia.

Seperti yang diberitakan, Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri terkait moratorium atau penghentian sementara perekrutan PNS telah ditandatangani di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu ( 24/8/2011 ). Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Adapun moratorium ini berlaku sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012 . Di tengah pemberlakukan kebijakan ini, pemerintah akan berbenah mengenai segala sesuatu yang terkait PNS, di mana salah satunya penataan kembali aturan kepegawaian.

Namun, ada pengecualian dalam moratorium ini, yaitu untuk tenaga medis, dokter, perawat, petugas keselamatan publik, dan tenaga pengajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com