Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengangguran Melonjak Jadi 4,7 Persen

Kompas.com - 30/08/2011, 12:13 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Berbeda dengan kabar baik di Amerika Serikat yang tertolong konsumsi rumah tangganya, Jepang justru tertekan oleh kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,7 persen pada Juli 2011, lebih tinggi dibanding Juni 2011, yakni 4,6 persen.

Turunnya konsumsi rumah tangga menyebabkan rendahnya permintaan terhadap produk industri di Jepang, sehingga pada akhirnya memicu tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Namun, angka pengangguran yang aktual bisa lebih buruk dari kenaikan tersebut, karena data itu belum memasukan tiga provinsi yang terkena dampak paling parah akibat bencana gempa dan tsunami pada 11 Maret 2011, yakni di Iwate, Miyagi, dan Fukushima.

Di ketiga daerah tersebut masih diperhitungkan jumlah penduduk yang kehilangan pekerjaan dan masih mencari pekerjaan baru. Demikian dilaporkan kantor berita The Associated Press di Tokyo, Selasa (30/8/2011).

Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang menyatakan, secara rata-rata konsumsi rumah tangga Jepang menurun 2,1 persen pada Juli 2011 menjadi 280.046 yen per keluarga atau sekitar 3.649 dollar AS. Konsumsi rumah tangga yang berkurang dirasakan pada sektor ransportasi, komunikasi, bahan bakar minyak, dan pakaian dalam sebulan terakhir ini.

Ini menjadi sangat penting karena separuh dari pertumbuhan perekonomian Jepang ditopang konsumsi rumah tangganya. Tingginya tingkat pengangguran itu menjadi sinyal kerapuhan ekonomi ketiga terbesar di dunia ini. 

Jepang masih bergelut dengan penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS dan meningkatnya ketidakpastian perekonomian global saat ini. Nilai tukar yen menyentuh posisi terkuat sejak Perang Dunia Kedua terhadap dollar AS dalam sebulan terakhir ini, dan menyebabkan kekhawatiran serius bagi para eksportir Jepang.

Yen yang terlalu kuat akan mengikis nilai laba yang diperoleh para ekspotir Jepang, dan secara fundamental membuat daya saing produk Jepang di pasar internasional melemah. Sebagai solusinya, banyak perusahaan Jepang yang mengirim proses produksinya ke luar negeri. Sebagian besar industri manufaktur seperti Nissan Motor Co dan Panasonic Corp telah menegaskan akan melindungi diri mereka dari volatilitas nilai tukar dengan mengurangi ekspor dari Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com