Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Filipina Berburu Investor China

Kompas.com - 30/08/2011, 13:27 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Filipina dan China tampaknya akan menyimpan dulu konflik tumpang tindih wilayah perairan mereka di Laut China Selatan untuk sementara waktu. Hal ini dimungkinkan karena Presiden Filipina Benigno Aquino III telah mengagendakan kunjungan resmi yang agak lama ke China untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.

Kantor berita Associated Press melaporkan hal tersebut dari Manila, Filipina, Selasa (30/8/2011).

Presiden Benigno akan memimpin sebuah delegasi yang cukup besar, terdiri atas 300 pemimpin bisnis Filipina. Langkah ini seiring dengan harapan akan dibangunnya kesepakatan Rencana Pembangunan Ekonomi Lima Tahun untuk mendongkrak perdagangan kedua negara sebesar enam kali lipat menjadi 60 miliar dollar AS.

Sebagian besar kerja sama ekonomi ini diperkirakan akan berbentuk investasi China dalam bidang manufaktur, perkeretaapian, dermaga kapal, pertambangan, dan turisme. Itu dimungkinkan dilakukan karena perekonomian Filipina dilaporkan terus meningkat. Untuk mendanai pertumbuhan ekonomi itu, Presiden Benigno harus mencari sumber-sumber dana pembangunan tambahan untuk menutupi anggaran belanja sosial, antara lain mengurangi angka kemiskinan, yang menjadi salah satu janjinya pada saat pemilihan umum.

Saat ini, sepertiga penduduk Filipina yang jumlahnya 94 juta jiwa menderita kemiskinan karena hanya berpendapatan di bawah 2 dollar AS per hari. Negara ini sangat tergantung pada kiriman uang (dana remitansi) dari para pekerjanya yang berkarier di luar negeri. Pekerja migran Filipina ini setara 10 persen dari populasi negara ini.

Sebelumnya, pada tahun 2007, di bawah tekanan publik, Presiden Gloria Macapagal Arroyo membatalkan bantuan China senilai 330 juta dollar AS. Padahal, dengan investasi itu akan ada perbaikan pada jaringan telekomunikasi di negara ini. Pemerintahan Aquino pun telah meninjau ulang proyek pembangunan jaringan rel kereta api senilai 503 juta dollar AS yang didukung China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com