Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Pekerja Freeport Ganggu Iklim Investasi

Kompas.com - 16/09/2011, 12:48 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PT Freeport Indonesia (FI) dan manajemen PT FI dapat menemukan solusi damai terkait tuntutan kesejahteraan.

Aksi mogok kerja yang dilakukan para pekerja terhitung Kamis (15/9/2011) pukul 00:00 WIT ini dikhawatirkan akan mengganggu perekonomian Indonesia. "Pemogokan seperti itu tidak baik, dari sisi produksi terganggu. Karyawan juga tidak bekerja. Ini memberikan dampak iklim yang kurang bagus di Indonesia," kata Hatta kepada para wartawan di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (16/9/2011).

Saat ini, Hatta mengatakan, manajemen PT FI belum meminta bantuan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Namun Hatta mengatakan, dirinya akan bersikap proaktif dalam upaya penyelesaian aksi mogok kerja tersebut.

Terkait tuntutan kesejahteraan, Juru bicara SPSI PT Freeport Indonesia, Juli Parorongan, mengatakan, selama ini pihak pekerja dan manajemen belum menemukan kata sepakat mengenai kesejahteraan.

Pihak perusahaan, tutur Juli, belum mau terbuka dengan tawaran dari pihak pekerja. Meskipun telah dimediasi oleh sejumlah instansi terkait, pembicaraan di antara kedua belah pihak belum menemukan titik temu.

Dihubungi terpisah, juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait, mengatakan, pada prinsipnya pihak manajemen ingin meneruskan perundingan. Negosiasi sendiri sebenarnya telah dimulai sejak aksi mogok kerja selama 8 hari pada bulan Juli. Negosiasi mengenai kontrak untuk tahun 2011-2013 pun berlangsung selama 38 hari, dan berhenti pada 26 Agustus lalu.

Tidak hanya di Indonesia, pekerja Freeport di Peru pun melakukan aksi yang sama. Barclays Capital pun memerkirakan, dampak aksi yang dilakukan pekerja di dua tempat pertambangan ini dapat berakibat pada penurunan jumlah produksi tembaga sebesar 670 ribu metrik ton untuk tahun ini. Aksi ini juga meningkatkan harga metal di London, yang telah anjlok 14 persen dari rekor 10.190 dollar AS per ton pada 15 Februari 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com