Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Kalah dari Malaysia dan Singapura

Kompas.com - 16/09/2011, 14:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai saat ini, Indonesia masih berada di posisi ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia, kalah dari Malaysia dan Singapura, yang masing-masing berada di peringkat pertama dan kedua. Pangsa pasar ikan hias Indonesia baru 7,5 persen, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 22,5 persen dan Singapura 11 persen.

Menurut Ketua DIHI terpilih, Dr. Suseno, saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Posisi itu di bawah Singapura dan Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen dan 11 persen.

"Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai 12 juta dollar AS atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 10 juta dollar AS, sebut Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) terpilih, Suseno, seperti dalam siaran pers yan dirilis Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Ia menyatakan,  pada tahun 2011 ini target produksi untuk ikan hias sebesar 3 miliar ekor dan terus mengalami peningkatan hingga 8 miliar ekor pada tahun 2014. "Target produksi ikan hias yang cukup besar ini dilandasi atas potensi sumber daya ikan hias Indonesia, dengan 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 spesies yang ada di dunia berada di Perairan Indonesia atau sebesar 40 persen. Selain itu, jumlah ikan hias air laut yang berjumlah 650 spesies atau sebesar 30 persen sedangkan yang baru diperdagangkan sekitar 200 spesies," tambah dia.

Lebih lanjut, Suseno yang juga staf ahli Menteri KP Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya KKP mengatakan bahwa ikan Botia merupakan primadona ekspor ikan hias asli Indonesia yang mempunyai nama daerah Ikan Bajubang. Ikan ini hanya bisa dijumpai di dua tempat di Indonesia yakni Sungai Batanghari, Jambi dan Sungai Barito, Kalimantan. Ikan Botia juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia serta termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri.

Untuk memenuhi permintaan pasar ekspor ke berbagai negara tersebut, maka benih ikan Botia diproduksi secara massal di Lokal Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT) Depok dengan produksi sampai 50.000 per bulan. Saat ini pasaran lokal harga benih ikan Botia berukuran 2 inci berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per ekor. Untuk pasar internasional harganya bisa mencapai 1 dolar AS. Nilai ekspor ikan hias Botia tahun 2010 mencapai Rp 5 miliar, dengan ikan yang diekspor mencapai 6,7 juta ekor dari berbagai jenis ikan hias. Beliau optimis dan berharap Indonesia mampu bangkit serta menjadi produsen terbesar ikan hias di dunia pada tahun 2015, sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

DIHI merupakan suatu wadah diharapkan bisa mempersatukan para stakeholder ikan hias guna memperjuangkan kepentingan pengembangan ikan hias nasional.  Selain itu, pembentukan organisasi ini juga merupakan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu menjadi salah satu penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada tahun 2015, diantaranya melalui produksi ikan hias.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com