Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Produksi Migas Butuh Inovasi Teknologi

Kompas.com - 20/09/2011, 15:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Indonesia harus melaksanakan langkah-langkah ekstensifikasi dan intensifikasi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Namun hal ini butuh teknologi tinggi dan biaya investasi besar.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, dalam sambutannya, pada pembukaan acara pameran dan konferensi migas Asia Pasifik, Selasa (20/9/2011), di Jakarta.

Menurut Hatta, ekstensifikasi dan intensifikasi dilakukan melalui penambahan jumlah wilayah kerja. Sementara upaya intensifikasi dilakukan melalui inovasi teknologi tinggi dan sumber dana yang tidak sedikit.

"Kerja sama untuk saling bahu membahu demi tersedianya solusi bagi pemenuhan kebutuhan energi diperlukan, terutama yang bersumber dari minyak dan gas bumi," kata dia menegaskan.

"Seperti saya sampaikan dalam business forum kemarin, data menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini, peningkatan kebutuhan energi migas di Asia merupakan yang tertinggi di banding kawasan lainnya," ujar Hatta.

Hal ini disebabkan adanya tambahan permintaan yang cukup tinggi yang dibutuhkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, dimana setiap tahun rata-rata tumbuh di atas 6 persen.

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadikan industri hulu migas sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Kegiatan yang disasar adalah peningkatan kapasitas industri-industri penunjang kegiatan hulu migas melalui kebijakan pengutamaan kandungan dalam negeri dalam setiap proses pengadaan barang dan jasa.

Hasilnya pada tahun 2011, rata-rata penggunaan barang dan jasa nasional pada kegiatan hulu migas telah mencapai sekitar 62 persen. Di masa depan kami masih berambisi meningkatkan kandungan lokal demi kemajuan sektor pendukung lain. Kebijakan serupa bisa diterapkan untuk cakupan berbeda.

"Kerja sama di bidang industri hulu migas ini bisa diperluas pada kegiatan-kegiatan yang bersinggungan dengan sektor lain, misalnya terkait pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan makanan dan listrik," ujarnya.

"Masih banyak peluang investasi ataupun sasaran kerjasama yang dapat dilakukan di Indonesia ataupun bersama negara lain di Asia Pasifik, mengingat kita merupakan negara-negara yang tumbuh secara bersama," kata dia.

Untuk dapat mengolah dan mewujudkan kerjasama itu, pasti dibutuhkan inovasi di bidang bisnis dan teknologi. Inovasi teknologi merupakan harapan untuk mendapat solusi bagi persoalan keterbatasan sumber daya alam.

Saat ini sebagian besar sumber daya alam di Indonesia masih diolah dengan menggunakan teknologi konvensional. "Saya berharap, konferensi ini dapat menghasilkan cikal bakal inovasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia di masa datang," kata dia menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com