Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Mencoba Bangkit

Kompas.com - 23/09/2011, 12:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah empat hari mengalami keterpurukan yang memuncak pada perdagangan hari Kamis ketika terpuruk 8,97 persen, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia mencoba bangkit kembali hari ini.

Pada penutupan sesi siang, IHSG bertengger di level 3.394,7 atau menguat tipis 25,6 poin setara 0,76 persen.

Penguatan ini menyeruak mulai pukul 11.30 ketika indeks berada di level 3.394 atau menguat 0,76 persen. Saat itu, indeks berupaya menjauhi titik terendah yang sempat tersentuh sejak pembukaan bursa pagi tadi, yakni di level 3.258.

Kantor berita Reuters melaporkan, bursa Asia jatuh ke level 16 bulan terendah dan diikuti oleh perlemahan nilai tukarnya menyusul kekhawatiran akan terjadinya resesi global. Namun, pernyataan dari negara-negara kelompok G20 telah menahan tingkat kerugian yang mereka alami ke level yang paling parah.

Peringatan yang diungkapkan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, tentang perkiraan ekonomi global yang masih berisiko melemah mendorong bursa ke posisi 13 bulan terendah. Investor membuang aset-aset berisiko dari portofolionya dan menggantinya dengan aset-aset yang dianggap lebih aman.

"Tidak ada perkembangan berarti sejauh ini di Eropa. Kami hanya mendengar berita buruk, baik di sisi isu kredit maupun ekonomi," ujar analis pasar dari Daishin Securities, Hong Soon-pyo, di Seoul, Korea Selatan, kepada Reuters.

Meski terjadi pembalikan hari ini, pantauan Kompas terhadap perangkat teknikal pada 22 September 2011 menunjukkan bahwa indeks sebenarnya masih ada pada tren penurunan harga.

Setidaknya demikian yang ditunjukkan perangkat Average Directional Movement Index (ADX). Ini ditunjukkan dengan semakin turunnya posisi pergerakan indikator +DI yang pada perdagangan kemarin ada di level 11,7. Sebaliknya, indikator -DI justru meningkat di level 41,28 yang mengindikasikan bahwa tekanan penurunan harga memang masih menggejala.

Meski demikian, perangkat Commoditi Channel Index (CCI) menunjukkan bahwa sebenarnya indeks sudah berada pada posisi yang sangat dalam di area jenuh jual (oversold). Ini diperlihatkan dengan indikator CCI yang sudah bertengger di posisi minus 399. Begitu juga dengan alat Slow Stochastic yang menunjukkan indeks berada di kawasan jenuh jual.

Kecenderungan menguat di BEI menjadi anomali di kawasan karena tidak sejalan dengan pergerakan bursa-bursa di Asia yang tetap memerah. Indeks Nikkei 225 yang berada di level 8.560 terperosok 180,9 poin atau 2,07 persen.

Lalu, setelah terpuruk selama empat hari, indeks Hang Seng juga tetap terpuruk ke level 17.610 atau jatuh 301 poin (1,68 persen), begitu juga dengan indeks CSI 300 China bergerak ke posisi 2.654 atau melemah 31,34 poin (1,17 persen). Indeks TWSE Taiwan pun melemah ke posisi 7.070 atau melorot 239,19 poin (3,27 persen).

Zona merah juga terjadi di bursa India, indeks Sensex berada di level 16.255 atau tergelincir 105,7 poin ( 0,65 persen). Adapun dari Korea Selatan, indeks Kospi berada di level 1.726 atau melemah 74 poin (4,11 persen).

Di kawasan Asia selatan, indeks ASX 200 di Australia bercokol di level 3.936 atau melemah 28,2 poin (0,71 persen). Adapun indeks STI Singapura bertengger di 2.682 masih melemah 38 poin (1,4 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com