Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Karet Alam Prospektif

Kompas.com - 26/09/2011, 20:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasar karet alam global masih tetap prospektif. Pertumbuhan ekonomi di Asia akan menjadi kompensasi penurunan permintaan akibat krisis di Eropa dan Amerika Serikat.

Akan tetapi, Indonesia belum bisa menikmati sepenuhnya kenaikan harga karet alam di pasar global yang rata-rata 4 dollar AS per kilogram dalam dua tahun terakhir akibat produktivitas rendah. Saat ini sedikitnya 400.000 hektar tanaman karet rakyat mesti diremajakan.

Hal ini mengemuka dalam Lokakarya Karet Nasional yang diselenggarakan Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) dan Persatuan Sarjana Agronomi Indonesia (Peragi) di Jakarta, Senin (26/9/2011), di Jakarta. Pertemuan yang dibuka Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dihadiri para pemangku kepentingan karet, mulai dari pemerintah, pengusaha pabrik pengolahan karet, petani, peneliti, hingga akademisi.

Indonesia memiliki 3,4 juta hektar kebun karet dan memproduksi 2,5 juta ton pada 2010. Sebanyak 2,9 juta hektar (85,2 persen) merupakan kebun rakyat berisi tanaman tua yang butuh peremajaan dan tanaman muda dengan kualitas bibit rendah.

Menurut Bayu, pasar karet alam masih prospektif karena pertumbuhan industri otomotif dan kesehatan di Asia, terutama Indonesia, India, dan China. Pasar domestik, misalnya ban sepeda motor, juga tumbuh pesat. ”Tidak ada alasan untuk khawatir. Pasar karet masih kuat, baik di Asia maupun domestik,” ujarnya.

Ketua FPS2B dan Peragi Achmad Mangga Barani mengatakan, produktivitas karet alam Indonesia baru 800 kilogram per hektar per tahun, jauh di bawah perkebunan swasta yang mampu 1,5 ton per hektar per tahun.  

”Berbagai pola pembiayaan peremajaan karet sudah diluncurkan pemerintah pusat dan daerah, tetapi belum sampai menyentuh petani desa,” ujarnya.

Persoalan bibit unggul dan kerumitan birokrasi perbankan masih mengganjal petani karet. Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Marcellus Uthan mengungkapkan, petani swadaya yang ingin meremajakan tanaman kesulitan mendapatkan bibit unggul.

Petani juga kewalahan membiayai peremajaan tanaman karena bank sulit memberi kredit.  

”Masalah bibit ini yang membuat produktivitas karet nasional tidak pernah meningkat. Pemerintah harus memperhatikan hal ini,” kata Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com