Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renegosiasi Kontrak Harus Menyeluruh

Kompas.com - 29/09/2011, 16:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta menetapkan target pencapaian renegosiasi secara menyeluruh dan terkoordinasi. Hal ini untuk mengoptimalkan penerimaan negara, dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak dengan tetap menjaga kedaulatan negara.

Demikian benang merah diskusi bertema "Menakar Prospek Renegosiasi Pertambangan", Kamis (29/9/2011), di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta.

Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Chandra Tirta Wijaya, menjelaskan, sejauh ini pengelolaan pertambangan tidak optimal, sehinga belum secara efektif berkontribusi bagi pendapatan negara.

Potensi sumber daya pertambangan belum mampu menciptakan kesejahteraan rakya. Selain itu pengelolaan sumber daya alam masih didominasi asing.

"Ketidakadilan kontrak di sektor pertambangan, terjadi karena menggunakan model dengan basis kontrak karya berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 1967," kata Chandra.

Selain itu, komitmen pemerintah untuk memperbaiki pengelolaan pertambangan dinilai masih rendah. Pemerintah menyia-nyiakan sejumlah kesempatan untuk menguasai saham perusahaan tambang strategis yang didivestasi, misalnya Freeport dan Newmont Nusa Tenggara.

Atas dasar itu, perlu ada renegosiasi kontrak karya pertambangan yang dinilai tidak adil. "Berdasarkan inventarisasi pasal-pasal yang tercantum dalam KK dan PKP2B, serta pasal-pasal pada UU Nomor 4 Tahun 2009 terdapat 16 pasal kontrak yang harus disesuaikan," ujarnya.

Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Thamrin Sihite, dalam paparannya yang dibacakan Direktur Pembinaan Pengusahaan Kementerian ESDM, Bambang Gatot, proses renegosiasi kontrak terus berlanjut.

Ketentuan dalam UU Nomor 4 Tahun 2009, menjadi dasar hukum yang kuat bagi pemerintah guna mendorong perusahaan mencapai hasil renegosiasi Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara.

"Hasil renegosiasi itu diharapkan mampu memberi nilai tambah bagi perekonomian nasional, untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat," kata Bambang Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

Spend Smart
5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

Whats New
Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com