Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Tobal, Mendunia Sejak 1971

Kompas.com - 03/10/2011, 13:35 WIB
Ester Meryana

Penulis

PEKALONGAN, KOMPAS.com - Rasanya, tak banyak orang yang mengenal Batik Tobal. Di dalam negeri, salah satu batik produksi Pekalongan ini memang tidak banyak dikenal. Namun, di mancanegara Batik Tobal sudah eksis sejak tahun 1971. Semenjak permintaam dari luar negeri merosot akibat krisis ekonomi global Batik Tobal kini menyasar pasar domestik.

"Ekspor (selama) 34 tahun, tapi karena krisis ekonomi global kemudian bom di sana-sini, kemudian itu yang menyebabkan (ekspor terhenti pada kuartal pertama tahun 2007)," ungkap Fatchiyah A Kadir, pendiri Batik Tobal kepada sejumlah wartawan, di Pekalongan, Minggu (2/10/2011).

Ia menuturkan, mulanya ia membuat batik demi memenuhi kebutuhan hidup. Waktu itu, kata dia, batik handmade hampir kolaps karena batik printing merajai pasar. Batik Tobal pun menyasar pasar internasional dalam bentuk pakaian jadi pada tahun 1971. Waktu itu jalur distribusinya melalui Bali terlebih dahulu.

"Ekspor (secara langsung) mulai tahun 1974 sampai triwulan pertama 2007," tambah dia.

Batik Tobal menyasar pasar Amerika Serikat, Kanada, Perancis, hingga Australia. Jumlah ekspornya mencapai 400 ribuan potong pakaian batik dalam setahun.

Kain yang dipakai Batik Tobal bermacam-macam, mulai dari bahan paris hingga sutra. Penggunaan kain disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Batik Tobal juga menciptakan motif batik sesuai dengan permintaan masing-masing negara yang dituju.

"Ciri khas (batik) Tobal semi kontemporer karena permintaan luar negeri tidak bisa memproduksi batik-batik pakem," sebut Fatchiyah.

Untuk itu, batik-batik yang dipasarkannya pun bermotif Hawaian hingga etnis Aborigin. Batik cap lebih banyak dipesan ketimbang batik tulis.

Kini Batik Tobal mulai merambah pasar lokal. Penjualannya tidak sebanyak saat ekspor masih berlangsung. Per tahunnya, kata Fatchiyah, Batik Tobal hanya memproduksi 14 ribu-20 ribu potong pakaian jadi batik.

Namun, ia yakin suatu saat nanti ekspor akan kembali pulih seiring dengan pengakuan UNESCO atas batik sebagai The Intangible Cultural Heritage pada 2 Oktober 2009 .

"Istimewanya batik itu ada rohnya karena pada pembuatannya dahulu kala ada ritual-ritualnya. Batik juga bisa dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat kita," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

    Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

    Whats New
    4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

    4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

    Whats New
    Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

    Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

    Whats New
    50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

    50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

    Whats New
    Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

    Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

    Whats New
    LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

    LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

    Whats New
    Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

    Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

    Whats New
    KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

    KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

    Whats New
    Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

    Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

    Whats New
    Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

    Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

    Whats New
    Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

    Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

    Whats New
    Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

    Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

    Whats New
    DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

    DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

    Whats New
    Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

    Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

    Whats New
    Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

    Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com