Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Punya Nilai Ekonomi Tinggi

Kompas.com - 03/10/2011, 13:54 WIB
Ester Meryana

Penulis

PEKALONGAN, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, batik mempunyai nilai ekonomi tinggi. Untuk itu, penggunaan batik harus terus didorong.

"Jika seluruh masyarakat Indonesia mencintai dan senang memakai produk batik, masa depan batik pasti akan cerah," ujar Mari di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (3/10/2011) . Ia pun mendorong agar penggunaan batik terus dikampanyekan dan dipromosikan, baik di dalam maupun luar negeri.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, jumlah tenaga kerja yang diserap industri batik mencapai 916.783 orang pada tahun 2010. Jumlah konsumen batik tercatat 72,86 juta orang. Nilai produksi batik mencapai Rp 3,9 triliun.

Produk batik pun telah memiliki daya saing. Ini ditunjukkan dengan nilai Revealed Comparative Advantage (keunggulan komparatif) sebesar 1,4. Nilai di atas 1 (satu) menandakan tingginya daya saing. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, pada 2010 usaha batik didominasi usaha mikro dan kecil sebanyak 55.573 atau sekitar 99,39 persen dari total usaha batik.

Dengan nilai budaya dan potensi ekonomi yang demikian tinggi, batik menjadi bagian Gerakan 100 persen Cinta Indonesia. Upaya pelestarian dan pengembangan batik merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Indonesia.

"Mencintai batik dapat berarti mencintai bangsa dan negara karena batik sudah menjadi jati diri bangsa Indonesia di mana makna simbolis dan nilai tradisi bangsa terkandung di dalamnya," tambah Mari.

Menurutnya, peran media penting sebagai salah satu aktor pengembangan batik di Indonesia. Selain media, kelompok usaha, koperasi, asosiasi, hingga kaum intelektual juga berperan penting dalam pengembangan warisan budaya yang telah diakui UNESCO sebagai The Intangible Cultural Heritages pada 2 Oktober 2009 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com