Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesejahteraan Petani Jatim Merosot

Kompas.com - 07/10/2011, 16:34 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com- Turunnya harga berbagai komoditas hortikultura seperti sayur-mayur pada September mengakibatkan tingkat kesejahteraan petani Jawa Timur anjlok. Kondisi ini tercermin dalam laju Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim pada September 2011.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim NTP Jatim pada September 2011 mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, dari 102,77 menjadi 102,56.

"Secara umum NTP petani memang mengalami penurunan. Namun jika dilihat dari subsektor, ada dua subsektor justru mengalami kenaikan, yakni tanaman pangan naik 0,12 persen dan perkebunan rakyat 1,05 persen," kata Kepala BPS Jatim Irlan Idrocahyo, Jumat (7/10/2011) di Surabaya.

Sementara yang mengalami penurunan adalah subsektor hortikultura turun sebesar 1,81 persen, peternakan turun 0,36 persen, dan perikanan turun 0,11 persen. Penurunan NTP Jatim pada September menurut Irlan, dipicu oleh besarnya indeks harga yang dibayar (IB) melebihi indeks harga yang diterima (IT) petani.

Pada September, indeks yang diterima petani naik 0,17 persen karena kenaikan harga berbagai komoditas yang dihasilkan, seperti cengkeh, gabah, kopi biji kering, sapi potong, jetuk, cumi-cumi, ketela pohon, ikan selar, ikan teri, dan pisang. Padahal indeks yang harus dibayar petani pada September kenaikannya lebih besar dan mencapai 0,38 persen.

Besarnya kenaikan IB disebabkan kenaikan harga berbagai komoditas yang dikonsumsi petani yang tercermin dalam indek harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) yang mencapai 141,20.

Adapun komoditas konsumsi yang mengalami kenaikan harga, antara lain harga beras, dedak, umpan, solar, ikan pindang, minyak tanah dan makanan jadi, mie dan bakso.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com