Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Krisis Harus Komprehensif

Kompas.com - 14/10/2011, 11:04 WIB
FX. Laksana Agung S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS — Antisipasi pemerintah dalam menghadapi krisis global menyusul krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat dituntut komprehensif. Hal ini mengandaikan bahwa jaring pengaman setidaknya dilakukan di sektor-sektor yang akan terimbas, yakni mulai dari fiskal, keuangan, perdagangan, hingga pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Demikian disampaikan ekonom Sustainable Development Indonesia, Dradjad Wibowo, di Jakarta, Jumat (14/10/2011).

Di sektor fiskal, yang paling banyak terimbas adalah asumsi rupiah. Ini berkaitan langsung dengan nilai utang yang harus dibayar pemerintah. Ketidakpastian di pasar global akan naik sehingga diperkirakan utang rupiah akan membengkak. Penerimaan pajak diperkirakan Dradjad akan turun.

Ini berkaitan dengan prediksi turunnya volume dan nilai ekspor Indonesia pada 2012 sehingga kemampuan membayar pajak akan melemah. "Jika ini terjadi, akan banyak penyesuaian. Dari sisi fiskal, harus ada skenario untuk antispasi kalau rupiah bergerak, otomoatis inflasi dan suku bunga juga terkena. Cadangan devisa bagus, tetapi untuk ukuran dunia relatif kecil," kata Dradjad.

Di sektor keuangan, Dradjad berpendapat pasar modal dan perbankan dipastikan menjadi unit pertama di sektor ini yang terkena. "Sekarang kondisi perbankan kita relatif kuat dan tidak banyak terekspos transaksi-transaksi derivatif yang sifatnya spekulatif. Namun, jika krisis Yunani membesar, pasti akan terdampak.

"Di sini mau tidak mau, BI dan pemerintah harus bekerja menyiapkan langkah antisipasi. Sementara itu, kalau untuk pasar modal, kita tidak bisa berbuat banyak kecuali memberikan edukasi kepada investor supaya membuat keputusan jangka panjang," kata Dradjad.

Di sektor perdagangan, menurut Dradjad, pemerintah harus mengantisipasi berkurangnya eskpor. Kebijakan perdagangan harus ditinjau lagi sehingga jika krisis terjadi, tidak sampai menimbulkan goncangan pada surplus perdagangan.

Di sektor pembiayaan infrastruktur, Dradjad memperkirakan akan ada penciutan likuiditas sebagai akibat krisis ekonomi global yang akan menyebabkan berkurangnya dana yang tersedia untuk swasta dan pemerintah.

"Antisipasinya, percepat pembangunan infrastruktur sebelum krisis datang. Dahului gelombang. Kalau itu bisa dipercepat, kita punya keuntungan ganda. Pertama, dari sisi pembiayaan, kita mendahului gelombang. Dari sisi penyangga terhadap krisis, dengan ekonomi yang berputar lebih cepat, kemampuan meredam krisis pun akan semakin besar," kata Dradjad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com