Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelumas Pertamina Merambah Dunia dengan Satu Kaki

Kompas.com - 21/10/2011, 13:54 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com — Meski memiliki keunggulan mutu untuk bersaing dengan kompetitornya, langkah pelumas Pertamina merambah pasar dunia mengalami dilema. Berada di balik perusahaan badan usaha milik negara, pelumas Pertamina dapat diibaratkan berjalan dengan satu kaki.

"Sebagai perusahaan BUMN, kami memang tertinggal dibandingkan dengan para pesaing, terutama di bidang advertising. Biasanya sebuah perusahaan diaudit cukup satu kali dalam setahun, tetapi sebagai BUMN, kami diaudit tiga kali dalam setahun. Anggaran promosi yang sudah disusun sering dipotong di tengah jalan karena penghematan atau alasan lainnya. Itulah kondisi riilnya, tetapi kami tidak boleh menyerah," ujar Nugroho Setyo Utomo, Asisten Manager Overseas Marketing Region B Pelumas Pertamina, dalam pertemuan dengan wartawan di Pekanbaru,  Jumat (21/10/2011).

Dari biaya promosi, kata Nugroho, pelumas Pertamina yang memiliki beberapa merek dagang, seperti Fastron, Enduro, dan Mesran, terbilang sangat kecil dibandingkan dengan kompetitor sejenis. Biaya promosi pelumas Pertamina hanya berkisar Rp 82 per liter. Adapun pesaing Pertamina, seperti pelumas merek Top One, memiliki anggaran promosi Rp 558, Shell Rp 279, dan Castrol Rp 2.062 per liter.

"Masih ada anggapan bahwa biaya promosi dianggap sebagai buang-buang uang," ujar Nugroho.

Untuk penguasaan pasar dalam negeri, pelumas Pertamina sangat dominan, mencapai 56 persen dari total pelumas yang beredar di Tanah Air. Angka itu terbilang sangat tinggi apabila dibandingkan dengan pasar pelumas asal negeri jiran, Petronas, yang hanya menguasai 22 persen dari total pasar Malaysia.

Petronas masih kalah dengan produk Shell yang menguasai pasar Malaysia sampai 30 persen.

Meski terkendala dalam bidang promosi, kata Nugroho yang didampingi Sales Manager Region I Ibnu Prakoso, Pertamina akan tetap fokus untuk berkembang menjadi pemain kelas dunia. Salah satu langkah yang diambil adalah melakukan sejumlah bentuk akusisi di sejumlah negara.

Misalnya, untuk menguasai pasar Asia, Pertamina melakukan akusisi perusahaan di Thailand untuk memotong rantai transportasi. Dari Thailand, produk pelumas Pertamina akan dapat lebih mudah dan murah memasuki pasar Indochina, seperti Myanmar dan Kamboja. Dari Thailand, juga dapat lebih mudah mencapai Nepal dan Pakistan.

"Untuk pasar China, kami melakukan akusisi merek dagang. Sementara itu, di Timur Tengah kami melakukan partnership dengan perusahaan di Dubai. Nantinya, pengiriman ke Pakistan atau ke Afrika dilakukan dari sana," kata Nugroho.

Nugroho sangat yakin pelumas Pertamina akan dapat menyaingi produk pelumas kompetitor di seluruh dunia. Produksi pelumas Pertamina tahun 2010, misalnya, berjumlah 540.000 kiloliter, sementara Petronas mencapai 600.000 kiloliter. "Produksi pelumas kami hanya berselisih sedikit dibandingkan dengan Petronas, makanya kami yakin akan dapat menyangingi. Dari segi mutu kami tidak kalah. Produk Mercedes Benz dan BMW saja sudah mempercayai kami," ujar Nugroho.

Salah satu rencana peningkatan mutu, misalnya, dengan melakukan perbaikan-perbaikan dan modernisasi di sejumlah kilang produksi. Pengembangan terbesar di Jakarta sekarang ini sedang dilakukan secara besar-besaran dan akan selesai pada 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com