Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Anggaran Biasa Melonjak di Akhir Tahun

Kompas.com - 23/10/2011, 13:39 WIB
Ester Meryana

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Dirjen Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengemukakan, serapan anggaran yang masih rendah sekarang ini karena biasanya proyek-proyek pemerintah menagih dana pada akhir tahun. Dengan begitu, serapan anggaran biasanya melonjak pada akhir tahun.

"Sementara ini, belum begitu banyak tagihan-tagihan yang masuk, biasanya tagihan-tagihan yang masuk terjadi di akhir tahun anggaran," ujar Agus di sela-sela acara penandatanganan nota kesepahaman terkait harmonisasi pengelolaan rekening pemerintah oleh Bank Indonesia dengan Kemenkeu, di Bali, Sabtu (22/10/2011) malam.

Sehingga, lanjut dia, dana kas pemerintah yang tersimpan di BI terlihat cukup besar. Namun, ia enggan menyebutkan besaran dana kas tersebut. Positifnya, terang dia, dana kas yang besar tersebut sebenarnya bisa bermanfaat di tengah-tengah situasi krisis di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di mana krisis tersebut bisa berimbas ke Indonesia. Dana kas bisa digunakan untuk melakukan stabilitasi pasar, misalnya, kalau pasar surat berharga negara (SBN) nasional mengalami instabilitas karena ada goncangan dari luar.

Jadi, terang dia, di satu sisi, dana kas yang besar karena penyerapan anggaran yang rendah. Di sisi lain, pemerintah punya bantalan APBN yang cukup besar untuk mengatasi kalau terjadi krisis atau instabilitas pasar atau mungkin bencana alam.

"Kalau bicara penyerapan secara umum tahun 2011 ini sedikit lebih baik dari 2010. Apalagi karena nominalnya kan jauh lebih besar, dari persentasenya pun lebih besar. Tapi yang menjadi keprihatinan orang itu justru di penyerapan belanja modal yang rendah," ungkap Agus.

Sementara, serapan anggaran subsidi, transfer, belaja pegawai, hingga belanja barang itu tinggi persentasenya dari persentase penyerapan anggaran pada tahun lalu. Namun, ia hanya menyebutkan persentase serapan belanja modal yang beru terealisasi 32 persen dari total anggaran sekitar Rp 140 triliun per akhir September.

"Biasanya pada saat akhir tahun ini rekanan-rekanan itu cenderung ingin menyelesaikan dulu proyeknya," tegas Agus. Proyek fisiknya dulu diselesaikan, baru tagihan di belakang. Karena kalau tidak mereka bisa didenda atau mereka tidak bisa melakukan tagihan. "Pada akhir tahun anggaran insentifnya sudah selesai baru dia nagih sekaligus. Sehingga realisasi akhir tahun anggaran kelihatannya melonjak karena memang tagihannya baru datang pada akhir tahun. Tapi kan progress fisiknya sudah tinggi," jelas Agus sebagai kesimpulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com