Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asuransi Mikro Penting karena Indonesia Rawan Bencana

Kompas.com - 27/10/2011, 14:27 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Asuransi Indonesia Kornelius Simanjuntak menyebutkan, asuransi mikro penting bagi masyarakat Indonesia seiring dengan bencana, seperti gempa, tsunami, dan gunung meletus, yang sering terjadi di Tanah Air.

"Banyak kasus bencana alam memberikan dampak buruk kepada masyarakat miskin (atau) mereka yang berpendapatan rendah," ujar Kornelius dalam acara Bursa Asuransi Mikro, di Jakarta, Rabu (26/10/2011).

Jika berdasarkan domisili, banyak masyarakat golongan tersebut yang tinggal di wilayah rawan bencana, seperti dekat gunung berapi hingga pinggir pantai.

Dengan kondisi finansial masyarakat itu, ujarnya, mereka tidak bisa mengantisipasi dampak dari bencana alam yang dihadapi. Alhasil, masyarakat itu tidak bisa memulai kembali kehidupannya pascabencana alam. "(Bahkan) mereka harus tinggal di tempat penampungan selama mingguan bahkan tahunan," tambah Kornelius.

Ia menyebutkan, kondisi akan berbeda jika masyarakat miskin mempunyai polis asuransi. Memiliki asuransi bukan hal yang mudah bagi mereka. Hal ini karena penduduk berpendapatan rendah bukan target dari perusahaan asuransi.

Oleh sebab itu, ia menyebutkan, sejumlah institusi, perusahaan, hingga pemerintah suatu negara, seperti India, Inggris, China, Vietnam, dan Thailand, telah berupaya mengembangkan asuransi bagi masyarakat yang kurang mampu melalui asuransi mikro.

Menurut dia, asuransi mikro pun bisa mengembangkan industri asuransi secara keseluruhan di Indonesia. "Pemerintah Indonesia dan industri asuransi perlu berperan lebih baik lagi dalam mendidik masyarakat miskin mengenai manfaat asuransi karena hal ini sejalan dengan strategi nasional untuk menjadikan pelayanan-pelayanan keuangan lebih terjangkau dan dapat diakses. Hal ini menjadi semakin penting karena Indonesia adalah negara yang sangat rentan akan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi," ungkap Kornelius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com