Dollar Menguat, Harga Jagung Berjangka Turun

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada penutupan perdagangan di bursa CBOT (Chicago Board of Trade), Kamis (27/10/2011) dini hari, harga jagung berjangka mengalami penurunan.

Harga jagung mengalami penurunan yang disebabkan menguatnya nilai tukar dollar serta melemahnya harga minyak mentah dan gandum. Harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman Desember mengalami penurunan sebesar 13,4 sen dan ditutup pada posisi 6,37 dollar per bushel.

Menguatnya nilai tukar dollar menjadi salah satu faktor yang mendorong turunnya harga jagung berjangka. Dengan menguatnya dollar, harga komoditas yang diperdagangkan dalam dollar menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri sehingga permintaan cenderung mengalami penurunan.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi melaporkan, karena musim panen raya telah berakhir, harga jagung di wilayah Grobogan mengalami kenaikan. Harga jagung naik sebesar Rp 150 per kilogram atau berada pada harga Rp 1.950 per kilogram. Di Lampung Timur, harga jagung juga mengalami kenaikan dari harga Rp 2.000 per kilogram menjadi Rp 2.400 per kilogram.

Pasokan jagung yang ada di Lampung Timur mulai berkurang akibat pada musim kemarau banyak tanaman jagung yang mati. Biasanya 1 hektar dapat menghasilkan jagung 4- 5 ton. Namun, pada musim kemarau, produksi berkurang menjadi 2-3 ton per hektar.