Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Keluarga, Pilar Penting Perekonomian Asia

Kompas.com - 31/10/2011, 13:56 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis keluarga di wilayah Asia mencatat total laba kumulatif sebesar 261 persen selama tahun 2000-2010, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 13,7 persen selama periode itu. Alhasil, bisnis keluarga merupakan pilar penting bagi perekonomian Asia.

Hal ini merupakan kesimpulan dari Laporan Bisnis Keluarga Asia 2011: Tren Utama, Kontribusi, dan Kinerja Ekonomi yang dikeluarkan oleh The Credit Suisse Emerging Markets Research Institute. Studi ini dilakukan dengan menggunakan data primer dari 3.568 bisnis keluarga yang terdaftar di bursa sepuluh negara Asia.

Adapun pengertian bisnis keluarga adalah perusahaan keluarga apabila suatu keluarga, atau seseorang dari keluarga tersebut, memiliki paling sedikit 20 persen dari hak cash flow dalam perusahaan baik secara langsung maupun tidak, melalui kepemilikan saham baik dalam entitas publik maupun privat.

"Di Asia, banyak bisnis-bisnis keluarga yang merupakan generasi pertama. Di mana asal-usul kewirausahaan mereka dimulai setelah berakhirnya Peran Dunia II, dan dalam beberapa kasus dimulai pada kurun waktu dua hingga tiga dekade terakhir," ujar CEO Credit Suisse Asia Tenggara, Helman Sitohang, dalam rilis yang diterima KOMPAS.com, Senin (31/10/2011).

Menurut hasil studi ini, tahap perkembangan siklus kehidupan awal dari bisnis keluarga Asia inilah yang menyokong pertumbuhan umum mereka. Berbeda dengan kebanyakan bisnis keluarga di Eropa dan Amerika Serikat yang sudah berjalan di tahap generasi keempat atau kelima.

Ketika terjadi krisis keuangan di wilayah ini, banyak bisnis keluarga pun melakukan restrukturisasi bahkan memulai kembali dari awal. Dan, dengan cara tersebut mereka pun berhasil bertahan sekaligus mulai memasuki periode peralihan generasi. Alhasil, jumlah kapitalisasi pasar dari bisnis keluarga di Asia meningkat sampai 6 kali lipat selama periode tersebut.

Kapitalisasi pasar dari bisnis-bisnis keluarga setara dengan 34 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto) Asia. Bahkan bisnis keluarga merupakan tulang punggung perekonomian Asia karena bisnis ini mewakili sekitar 50 persen dari seluruh perusahaan terdaftar dalam lingkup penelitian.

Jika melihat penyebaran secara regional, Asia Selatan mempunyai jumlah bisnis keluarga yang paling tinggi dengan persentase sebesar 65 persen dari total perusahaan terdaftar. Sementara, Asia Utara menjadi yang terendah dengan 37 persen. Berdasarkan negara, India merupakan pemilik jumlah bisnis keluarga terbanyak dengan 67 persen dari perusahaan terdaftar, sedangkan China menjadi yang terendah dengan 13 persen. Ini karena struktur perekonomian bisnis keluarga yang dimiliki keluarga.

"(Jadi) tahap perkembangan siklus bisnis awal mereka memicu pertumbuhan di antara bisnis-bisnis keluarga Asia," tambah Head of Global Financial Markets Research for Private Banking and Asset Management, Nannette Hechler-Fayd'herbe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com