Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manufaktur China Lesu, Indeks Lunglai

Kompas.com - 01/11/2011, 10:08 WIB
Anastasia Joice

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com- Pasar saham Asia melemah pada awal perdagangan Selasa (1/11/2011). Penyebabnya antara lain adalah keluarnya data aktivitas manufaktur di China serta masih belum jelasnya penanganan krisis di zona euro.

 Para pelaku pasar kembali tersentak karena Senin sore waktu setempat, muncul pengumuman bahwa pemerintah Yunani akan melaksanakan referendum untuk paket bantuan baru. Selain itu, ada juga pemungutan suara untuk menentukan apakah pemerintah masih layak dipercaya atau tidak.

Masih kurangnya rincian tentang kesepakatan yang berhasil dicapai para pemimpin di zona euro pekan lalu juga menghantui. "Sikap skeptis terhadap rencana stabilitas finansial Eropa itu telah dimasukkan  ke dalam perhitungan di pasar obligasi Eropa dan hal itu memengaruhi risiko aset," ujar analis CBA Institutional Equities, Justin Rooney.

Indeks Nikkei Jepang turun 0,8 persen, indeks Australia turun 1,4 persen, Kospi Korea turun 0,1 persen dan Selandia Baru turun 0,2 persen.

Para investor enggan bertransaksi menjelang rapat beberapa bank sentral dan pengumuman data ekonomi penting pada pekan ini.

Data yang dikeluarkan hari ini menyatakan Purchasing Managers Index China turun menjadi 50,4 pada Oktober dibandingkan dengan 51,2 pada September sebelumnya. Angka ini juga lebih rendah dari hasil survei Doj Jones Newswires yang menghasilkan angka perkiraan rata-rata 51,7.

PMI merupakan indeks pengukur aktivitas manufaktur, yang menunjukkan perkembangan output industri, antara lain untuk ekspor. Penurunan ini menunjukkan masih lemahnya aktivitas manufaktur di China. Batasannya adalah angka 50, jika di bawah 50 berarti sektor manufaktur sedang terkontraksi.

Penurunan angka PMI ini menambah suram situasi pasar saham di kawasan. Berkurangnya angka PMI China dapat juga diartikan bahwa pasar China yaitu Uni Eropa dan AS masih belum membeli produk impor China, menandakan perekonomian di pasar China itu masih lesu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com