Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelas Menengah dan Peluang Pasar Modal

Kompas.com - 02/11/2011, 10:52 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Bank Dunia mencatat peningkatan jumlah warga kelas menengah di Indonesia. Dari tahun 2003-2010, jumlah kelas menengah bertambah 50 juta menjadi 131 juta jiwa. Walau sebagian besar penambahan terjadi di level bawah dari kelas menengah --pengeluaran harian 2-6 dollar A S dari rentang pengeluaran 2-20 dollar AS sebagai patokan kelas menengah--, kondisi ini sangat berarti bagi perekonomian.  

 

Peningkatan jumlah kelas menengah ini diyakini memberikan tambahan dukungan bagi permintaan dalam negeri dan pertumbuhan di masa depan. Konsumsi dalam negeri yang tinggi menjadi faktor utama ketahanan negeri ini saat krisis keuangan tahun 2008. Konsumsi yang naik sekitar 4,6 persen tahun 2010 dan 4,9 persen tahun 2009 berada di balik pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif.  

 

Dari sisi fundamental, Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memuji Indonesia. Negeri ini disebut satu-satunya dari negara anggota ASEAN-4 yang diprediksi bakal lebih stabil dengan dorongan kuat dari sisi permintaan sehingga mampu tumbuh 6,4 persen (2011) dan 6,7 (2012). Anggaran utang pemerintah terhadap PDB di bawah 30 persen juga dinilai masih masuk akal bagi penguatan perekonomian.  

 

Sebagai tujuan investasi, Indonesia saat ini dinilai lebih menarik dibandingkan China dan India sekalipun. Kedua negara itu dianggap sudah mengalami masa pemanasan berlebihan karena pengembangan infrastruktur dan sektor riil lainnya semakin kecil. Indonesia har us mampu memanfaatkan kondisi kurang menguntungkan kalau tidak mau disebut cenderung mengkhawatirkandi kawasan Eropa dan AS.  

 

Kondisi di atas jelas menjadi sentimen positif bagi pasar modal kita. Kelas menengah bakal menjadi pendorong pertumbuhan. Pasar keuangan bakal lebih ramai mengingat jumlah tabungan kelas menengah bakal lebih besar. Stimulasi bagi sektor keuangan untuk menyalurkan tabungan bagi kegiatan produktif.  

 

Naiknya jumlah masyarakat kelas menengah menambah keyakinan PT Bursa Efek Indonesia yang menargetkan investor domestik tahun 2012 sedikitnya 2,3 juta orang dari 1,1 juta saat ini. Dibandingkan dengan investor pasar modal di kawasan Asia, kita masih kalah dari sisi jumlah. Di India sudah 20 juta. Malaysia mencapai 5 juta.  

 

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan regulator lain di pasar modal (SRO) tak tinggal diam untuk menambah jumlah investor domestik. BEI antara lain punya forum calon investor, pertemuan bisnis, forum investor, sekolah pasar modal, mendirikan pusat informasi pasar modal (PIPM) , dan bersama Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) mendirikan Institut Pasar Modal Indonesia (TICMI).

Selama periode Januari- Juli 2011, BEI telah melakukan roadshow Forum Calon Investor di sembilan kota, bersama Kementerian Keuangan melakukan kegiatan Pre-Marketing ORI008 di 12 kota, dan enam kali menggelar forum investor.

BEI juga sedang mempersiapkan peresmian empat PIPM baru, yaitu di Medan, Banda Aceh, Bandung dan Jayapura. Sehingga nantinya PIPM akan berada di 17 kota di Indonesia.

Selama periode Januari Juli 2011, Sekolah Pasar Modal juga telah digelar di 13 kota di mana PIPM berada (di luar PIPM Surabaya) telah dilaksanakan sebanyak 32 gelombang dengan total jumlah peserta 1.440 orang.  

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Whats New
Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Whats New
IHSG Diperkirakan Sentuh 'All Time High' Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Sentuh "All Time High" Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Whats New
Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan Skincare, Ada Cashback 100 Persen

Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan Skincare, Ada Cashback 100 Persen

Spend Smart
[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Whats New
Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Earn Smart
Penjelasan Lengkap BPJS Kesehatan soal Ikang Fawzi Antre Layanan Berjam-jam

Penjelasan Lengkap BPJS Kesehatan soal Ikang Fawzi Antre Layanan Berjam-jam

Whats New
Naik, Ini Kupon ST009, ST010, ST011, dan SWR004 periode Mei-Agustus

Naik, Ini Kupon ST009, ST010, ST011, dan SWR004 periode Mei-Agustus

Whats New
Bidik Pasar RI, Produsen Motor Listrik Sunra Hadirkan Produk Harga Ekonomis

Bidik Pasar RI, Produsen Motor Listrik Sunra Hadirkan Produk Harga Ekonomis

Whats New
Cara Transfer BNI ke Mandiri melalui ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke Mandiri melalui ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cek Jadwal Pembagian Dividen Indosat Rp 2,16 Triliun

Cek Jadwal Pembagian Dividen Indosat Rp 2,16 Triliun

Whats New
Cara Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Satu Tahunan via Online

Cara Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Satu Tahunan via Online

Spend Smart
BNI Taplus Muda Tidak Ada Buku Tabungan?

BNI Taplus Muda Tidak Ada Buku Tabungan?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com