Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Ekonomi Indonesia Menggembirakan

Kompas.com - 09/11/2011, 15:47 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan, perekonomian Indonesia berada dalam situasi yang menggembirakan. Sekalipun demikian, tantangan yang harus dihadapi Indonesia masih cukup besar.

Dalam acara seminar pasar modal "Memanfaatkan Capital Inflow dan Mengantisipasi Resesi Global" di kantor Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/11/2011), Halim menyebutkan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini mencapai 6,5 persen. Itu sesuai dengan prediksi BI yang menargetkan pertumbuhan sekitar 6-6,5 persen sampai akhir tahun. Sementara inflasi pun turun menjadi 5 persen. "Sementara nilai tukar rupiah meskipun sempat tertekan, namun sekarang dalam stabilitas," sebut Halim, menguraikan beberapa angka yang menunjukkan kondisi ekonomi yang menggembirakan tersebut.

Kondisi perbankan saat ini baik ditunjukkan dengan rasio kecukupan modal sebesar 17 persen. Atau, jauh di atas minimum sebesar 8 persen. Non-performing loan (NPL) gross sebesar 3,1 persen, sedangkan net NPL di bawah 1 persen (0,6 persen). Intermediasi perbankan tetap melaju sebesar 25,6 persen (year on year) hingga akhir Oktober. "Dengan situasi menggembirakan ini, banyak yang mengatakan barangkali Indonesia cukup kuat terhadap krisis global. Tapi, tantangan yang kita hadapi masih cukup besar," ucap dia.

Tantangan itu, lanjut dia, adalah derasnya arus modal masuk (capital inflow). Saat ini ada sekitar 800 miliar dollar AS aliran modal masuk di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 400 miliar dollar AS beredar di Asia. "Asia (sebesar) 400 miliar dollar AS, di mana 70 persennya di India dan China, dan 30 persen di emerging market di Asia (termasuk Indonesia)," sebut Halim.

Sementara arus modal masuk di Indonesia sendiri ada sekitar 19 miliar dollar AS. Dan, selama dua tahun terakhir, tutur dia, arus modal masuk berjumlah sekitar 45 miliar dollar AS.

Menurut dia, masuknya arus modal tersebut di satu sisi bisa meningkatkan cadangan devisa, tetapi di sisi lain ada tantangan yang tidak ringan. "(Ini) yang kita arahkan untuk membiayai sektor riil dan kita dorong korporasi untuk IPO (penawaran saham perdana)," ucap dia sebagai upaya mengarahkan aliran modal masuk tersebut.

Menurut dia, per akhir 2010, jumlah perusahaan yang melakukan IPO ada 24 perusahaan, di mana jumlah itu naik dua kali lipat dari sebelumnya. Selain itu, BI pun akan mendorong peningkatan investasi dengan tidak hanya di portofolio. "Dan, ini butuh persiapan dan regulasi yang lebih disiplin sehingga Indonesia bisa menjadi salah satu perubahan portofolio," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com