Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor China Membesar, Indonesia Untung

Kompas.com - 22/11/2011, 12:01 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Dunia menyebutkan, impor barang konsumsi, komoditas, dan bahan baku China kian meningkat. Kenaikan ini karena melemahnya permintaan barang-barang China dari negara-negara maju. Ini merupakan salah satu laporan Bank Dunia mengenai ekonomi terkini Asia Pasifik yang diluncurkan hari  Selasa (22/11/2011).

Menurut laporan tersebut, pergeseran ke impor barang konsumsi yang lebih tinggi akan menguntungkan bagi para eksportir manufaktur di wilayah Asia Timur. Hal ini juga akan memberikan insentif bagi negara-negara yang kaya akan sumber daya.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik Bert Hofman menilai, ini akan berdampak positif bagi Indonesia. "Indonesia memiliki kekuatan besar dalam hal sumber daya dan gas. Jadi, itu menguntungkan buat Indonesia," kata Hofman kepada Kompas.com via telekonferensi dari Singapura, Selasa.

Pandangan serupa juga diutarakan oleh Ekonom Senior Bank Dunia-Indonesia, Sjamsu Rahardja. Sjamsu menilai hal ini akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. "Untuk sektor nonmigas, saya rasa Indonesia punya peluang besar untuk komoditas (yang diekspor ke China)," ujar Sjamsu ketika ditanya mengenai potensi pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia ke China.

China merupakan negara tujuan ekspor terbesar sektor nonmigas Indonesia. Karena, kata Sjamsu, China sekarang sedang menggali potensi pasar domestiknya sehingga butuh banyak barang mentah sebagai bahan untuk industrinya. Tidak luput pula permintaan akan barang konsumsi juga meningkat. "Kalaupun ada penurunan ekspor (dari Indonesia ke China), tidak signifikan," katanya.

Namun, ia enggan menjawab apakah dengan tren peningkatan ekspor nonmigas ini defisit perdagangan Indonesia-China akan menurun. "Saya belum bisa menjawab itu. Tetapi overall saya rasa kita jangan terlalu lihat defisit perdagangan dengan satu negara. (Hal) yang penting overall trade balance kita," kata Sjamsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com