Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Ikan Sidat Merosot Tajam

Kompas.com - 28/11/2011, 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Budidaya ikan sidat yang masih alami membuat produksi dan ekspor ikan bernama latin anguilla itu tidak maksimal. Pasalnya, sebagian ikan itu merupakan hasil tangkapan alam. Jadi, produksinya sangat bergantung dengan musim.

Itu sebabnya, tahun ini, ekspor ikan sidat bisa turun hingga lebih dari 50 persen. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Agustus 2011, volume ekspor ikan sidat mencapai 1.400 ton. Jumlah ini menurun 39,1 persen dari periode sama tahun 2010 yang mencapai 2.300 ton.

Selain volumenya turun drastis, nilai ekspornya juga hanya 5,3 juta dollar AS, anjlok 60,44 persen dari periode yang sama tahun 2010 yang mencapai  13,4 juta dollar AS. Tren penurunan ekspor ikan sidat ini berbanding terbalik dengan ekspor ikan dan udang yang justru melesat 15,3 persen menjadi 1,48 miliar dollar AS.

Nanang Soengkono, Direktur Utama PT Fishindo Lintas Samudera mengatakan, penurunan volume ekspor ikan sidat juga disebabkan oleh peningkatan ekspor benih ikan sidat atau glass eel. Berkurangnya benih itu menyebabkan produksi ikan sidat di dalam negeri menurun. "Berdasarkan SK Mentan No. 214/Kpts/ Um/V/1973 yang dikuatkan oleh Permen Kelautan dan Perikanan No. 18/Men/2009, seharusnya, pengiriman benih sidat ke luar negara ini dilarang," tutur Nanang kepada KONTAN, Jumat (25/11/2011).

Memang, tak bisa dipungkiri, para peternak ikan sidat tergiur mengekspor bibit ikan ini lantaran harganya menjulang di Jepang. Ambil contoh, satu kilogram (kg) bibit sidat yang terdiri dari 6.000 ekor bisa dihargai antara Rp 70 juta-Rp 100 juta.

Yoyon Priyono, Direktur CV Yonadara Sukses, menambahkan, selain faktor cuaca, penurunan volume dan nilai ekspor ikan sidat juga disebabkan peralihan pasar. "Jika tahun lalu orientasinya ekspor, kini pasar dalam negeri mulai terbuka," katanya.

Yoyon membandingkan, tahun lalu, persentase antara ekspor ikan sidat dengan penjualan domestik sekitar 70:30. Namun kini, persentasenya berimbang menjadi 50:50.

Besarnya penyerapan ikan sidat di dalam negeri, menurut Yoyon, disebabkan banyaknya perusahaan pengolahan unagi asal Jepang yang datang ke Indonesia. "Sudah ada empat perusahaan pengolahan yang berburu ikan sidat ke sini," ujarnya.

Sebagai catatan, tahun lalu, produksi ikan sidat Yonadara mencapai 13 ton. Tahun ini, Yoyon memprediksi, produksi bisa meningkat dua kali lipat.

Penurunan nilai ekspor sidat sebetulnya patut disayangkan. Sebab, potensi pasar ikan sidat di luar negeri sangat besar. Contohnya, banyak masyarakat Jepang hobi menyantap sidat. Kebutuhan ikan ini di negeri itu mencapai 120.000 ton per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com