Gita: Ini Nggak "Cengli"

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, menyebutkan baik pemerintah dan perbankan perlu menyikapi akses pendanaan kepada para pemilik warung atau kios. Selama ini, pelaku usaha tersebut masih dikenakan suku bunga pinjaman yang tinggi.

"Ada beberapa yang saya perlu highlight, yang pertama bukan hanya peningkatan kapasitas di kawan-kawan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ataupun pemilik kios, apakah di supplier ataupun yang punya toko-toko pemilik warung (perlu dibantu). Tapi juga untuk kepentingan mereka bisa mendapatkan akses ke pendanaan. Nah, ini penting sekali. Ini harus disikapi bukan hanya dari kita saja tapi dari perbankan," terang Gita, di Gedung Kementerian Perdagangan, Senin (28/11/2011).

Membantu pelaku usaha ini kepada akses pendanaan, terang Gita, bisa membantu mereka untuk terus berkembang dari sisi efisien. Sekaligus membantu pelaku usaha untuk bisa melakukan aktivitas perekonomian yang lebih besar.

Dalam akses pendanaan ini, pelaku usaha masih dihadapkan pada tingkat suku bunga pinjaman yang masih cukup tinggi yakni antara 12-16 persen per tahun. Sedangkan, suku bunga di Malaysia hanya 2-4 persen. "Ini kalau di Jakarta, namanya nggak cengli. Nggak fair. Kurang fair bayar bunga sampai 16 persen. Bahkan kalau bisa pinjam di bank-bank tertentu itu bisa lebih dari 16 persen bunga per tahunnya," tegas dia.

Ini, terang Gita, harus disikapi. Harus semakin banyak pelaku usaha yang bersuara untuk mendorong suku bunga tersebut turun. "Semakin turun suku bunga di Indoensia, semakin mudah siapapun termasuk pedagang, pemasok, pemilik UMKM di manapun di Indonesia untuk melakukan usaha. Dan semakin banyak wirausaha dan semakin banyak penjualan yang bisa dilakukan," sebut dia.