Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeboran Ditargetkan di 882 Sumur

Kompas.com - 08/12/2011, 13:49 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menargetkan pelaksanaan pengeboran migas tahun depan di 882 sumur pengembangan. Dari pengeboran itu, target penambahan produksi minyak 92.000 barrel per hari dan produksi gas 750 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Untuk tahun ini, pengeboran sumur pengembangan yang dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) diperkirakan mencapai target. Dari rencana 895 sumur pengembangan di lapangan produksi, hingga akhir November telah terlaksana pengeboran 848 sumur.

"Kami yakin 47 sumur yang belum dibor dapat selesai dalam waktu satu bulan ini," kata Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini, dalam situs BP Migas, Kamis (8/12/2011).

Dari pengeboran yang dilakukan, diperoleh tambahan produksi 63.000 barrel minyak per hari dan 360 juta MMSCFD. Berbeda dengan sumur pengembangan di blok produksi, rencana survei seismik dan pengeboran di blok eksplorasi masih mengalami banyak kendala. Sebagai contoh, rencana seismik dua dimensi (2D) hanya terlaksana 62 persen. Sedangkan survei tiga dimensi (3D) terealisasi 82 persen rencana kegiatannya. "Terendah adalah realisasi pengeboran sumur eksplorasi yang hanya 40 persen," ujarnya.

Dari 237 sumur yang direncanakan, telah dilakukan pengeboran 94 sumur. BP Migas optimistis, akhir tahun total sumur yang dibor menjadi 103 buah. "Meski hanya 40 persen, realisasi ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2002," ungkapnya.

Menurut Rudi, kendala di lapangan 60 persen disebabkan faktor nonteknis, seperti perizinan, tumpang tindih lahan, dan sosial masyarakat.

Kepala BP Migas R Priyono berharap, kontraktor belajar dari pengalaman kegagalan di masa lalu ataupun kegagalan yang dialami kontraktor lain. Mengingat mayoritas hambatan adalah faktor nonteknis, dia meminta penguatan peran kehumasan di lapangan. "Peran daerah tidak bisa diabaikan," katanya.

Menurut Priyono, semua hambatan itu dapat diminimalisasi apabila persiapan yang dilakukan lebih matang. Rencana dan program kerja survei, pengeboran, dan work over mesti dilakukan secara cermat, mengingat kegiatan-kegiatan itu merupakan salah satu penentu "nasib" industri hulu migas Indonesia.

"Tanpa survei dan pengeboran tidak akan ada tambahan cadangan baru. Tanpa cadangan, produksi mustahil naik," kata Priyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com