Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Impor Gas Makin Kecil

Kompas.com - 08/12/2011, 16:24 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya harga minyak dunia, diikuti melonjaknya harga LNG (Liquified Natural Gas) yang mencapai USD 18 dollar AS per juta british thermal unit (MMBTU). Hal ini mengakibatkan peluang mengimpor LNG dari Timur Tengah sangat kecil.

Untuk itu PT Pertamina (Persero) mendorong pemerintah, agar memanfaatkan opsi kewajiban pasok domestik (domestik market obligation/DMO). Kewajiban DMO ini belum dipenuhi sebagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang menghasilkan gas.

"Hal ini untuk mengoptimalkan manfaat sumber gas untuk domestik," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina, Mochamad Harun, dalam siaran pers dari Doha, yang diterima Kompas, Kamis (8/12/2011), di Jakarta.

Menurut Harun, sejalan dengan kebijakan pengurangan subsidi energi di dalam negeri, Indonesia memerlukan LNG sebesar 10 juta metrik ton per tahun (MTA) mulai 2013.

Perkembangan pasar LNG pada saat ini berada di kisaran 15 persen hingga 20 persen dari harga Japan Cocktail Crude (JCC), atau sekitar 16,5-22 dollar AS per MMBTU pada harga JCC saat ini sebesar 110 dollar AS per barrel.

Indonesia sebagai produsen LNG, sudah seharusnya memanfaatkan konsisi pasar saat ini untuk melakukan renegosiasi kontrak LNG yang harganya masih sangat murah.

Kebijakan pemanfaatan LNG untuk kebutuhan domestik juga sangat mendesak untuk segera direalisasikan. Hal ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Indonesia, dan memberikan efek domino sangat besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan gas yang diperlukan untuk pembangkit listrik PLN, Pertamina bersama PGN telah membangun floating storage regasification unit di Teluk Jakarta dengan kapasitas 3 juta MTA, yang akan beroperasi awal Maret 2012.

Pertamina juga telah menyiapkan pembangunan LNG Reciving Terminal di Jawa Tengah dengan kapasitas 3 juta MTA, yang akan mulai beroperasi quartal pertama 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com