Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Siap Beli Gas Sesuai Harga Keekonomian

Kompas.com - 20/12/2011, 16:46 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan industri pengguna gas nasional menyatakan siap membeli gas dengan harga sesuai keekonomian, yakni di atas 9 dollar AS per juta british thermal unit (MMBTU) pada tahun 2012.

Kesediaan kalangan industri untuk membeli gas sesuai harga keekonomian itu, diharapkan dapat meningkatkan alokasi pasokan gas untuk domestik sesuai kebutuhan industri.

Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi, Achmad Widjaja, menyampaikan hal itu, usai menghadiri diskusi, di Gedung Badan Diklat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (20/12/2011).

Menurut Achmad Widjaja, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) akan diumumkan ke pelanggan mengenai harga baru gas pada Januari 2012. Saat ini industri membayar gas 6,5 dollar AS per MMBTU. Rencananya pada Januari 2012 harga gas akan dinaikkan menjadi sekitar 9 dollar AS per MMBTU.

"Januari diumumkan, sekitar Februari dan Maret akan resmi ditagih," kata Achmad.  

Sebagai contoh, di Surabaya, PT PGN sudah melansir harga gas per 1 November 2011 sebesar 8,8 dollar AS per MMBTU. Dengan demikian, harga gas untuk wilayah South Sumatera West Java diperkirakan di atas 8,8 dollar AS per MMBTU.

"Industri sudah siap. Jangan menimbulkan citra di pemerintah dan kalangan migas bahwa harga gas domestik tidak sesuai harga keekonomian," ujarnya.  

"Jangan pernah memberikan kita alasan bahwa harga gas untuk domestik tidak sesuai keekonomian. Sekarang harga sudah kami ikuti. Kami disuruh memilih kuota atau pilih harga. Sekarang kan kami sudah tidak memilih harga, tetapi memilih kuota. Jangan naikkan harga kalau tidak ada kuota. Ada barang, kami bayar. Tetapi pemerintah selalu bilang ini harganya," tambah Achmad.

Terkait perkiraan harga gas dari terminal penerima gas (FSRU) 11 dollar AS per MMBTU, Achmad Wijaya menyatakan, industri sudah mengantisipasi kemungkinan harus membayar gas dengan harga 10-12 dollar AS per MMBTU.

"Karena sepanjang tiga tahun ke depan, kemungkinan sumber gas alam cair (LNG) lokal tidak akan banyak, sehingga akan tergantung impor. Dengan patokan harga gas alam terkompresi (CNG) 12 dollar AS, maka patokan ke depan harga gas impor di atas 10 dollar AS," ujarnya.  

"Kenaikan harga itu tidak jadi masalah, karena memang semua bahan baku naik dan krisis dunia. Kami bicara harga itu sudah tidak menjadi masalah, yang harus diperjuangkan di pasar, bagaimana memelihara pasar domestic berkelanjutan, tidak mengharapkan ekspor dan sebagainya," kata Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com