JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memastikan opsi pengalihan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi ke gas akan diberikan hanya kepada pemilik kendaraan pribadi pada kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Namun, mereka harus mengeruk kantong sebesar Rp 11 juta hingga Rp 14 juta untuk mendapatkan converter kit atau alat pengalih BBM ke gas pada kendaraan pribadi.
"Ini tidak akan mahal karena nilai manfaatnya akan jangka panjang. Sementara pemilik kendaraan dengan perekonomian menengah ke atas, tentunya tidak akan keberatan membeli pertamax," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Jakarta, Senin (9/1/2012), seusai menghadiri Rapat Koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.
Rapat Koordinasi yang digelar khusus untuk membicarakan persiapan pembatasan BBM Bersubsidi 1 April 2011 dihadiri juga Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) M Jasin, Dirjen Minyak dan Gas Evita Legowo, serta Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.
Menurut Jero, para menteri yang terkait dengan bidang energi diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar mempersiapkan pembatasan BBM pada 1 April 2012 secara teliti. Ketelitian dibutuhkan karena Indonesia memiliki pengalaman pada saat mengonversi minyak tanah ke gas sempat kacau.
"Beberapa hal yang sudah diputuskan misalnya sepeda motor tetap dapat subsisidi, kendaran umum dapat BBM bersubsidi. Yang menjadi masalah adalah kendaraan pelat hitam yang harus hati-hati. Kami mengaturnya agar subsidi yang diberikan negara hanya kepada yang berhak mendapat subsidi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.