Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Antisipasi Ancaman Banjir di Jakarta

Kompas.com - 11/01/2012, 17:50 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- PT PLN (Persero) saat ini tengah melakukan berbagai upaya mitigasi bencana banjir untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Langkah antisipasi difokuskan pada  pengamanan instalasi dan jaringan listrik yang berada di kawasan rawan banjir. Tujuannya, agar pasokan listrik kepada pelanggan, mulai dari sisi pembangkitan, transmisi, dan distribusi tetap terjaga kesinambungannya, meskipun dalam situasi bencana banjir.

Dalam beberapa kejadian musibah banjir besar yang melanda Jakarta dan sekitarnya, terutama banjir besar tahun 2002 dan 2007,  terdapat beberapa instalasi listrik milik PLN berupa Gardu Induk (GI) dan Gardu Distribusi (GD) yang sempat terendam air. Untuk itu PLN membuat langkah-langkah antisipasi, diantaranya pembuatan tanggul permanen jalan masuk di 13 gardu induk rawan banjir dan gardu distribusi.

"Upaya lain adalah menambah kolam penampungan banjir lengkap dengan pompa air, pengadaan pompa air portable submersible, perbaikan saluran air dalam lingkungan GI dan gardu distribusi," kata Direktur Operasi Jawa-Bali PLN Ngurah Adnyana, Rabu (11/1/2012), dalam siaran pers, di Jakarta.

Selain itu, PLN membentuk tim penanggulangan banjir di tiap GI dan Kantor Distribusi Jakarta dan Tangerang. "Mitigasi bencana ini diprioritaskan bagi GI yang berada di kawasan rawan banjir," ujarnya menambahkan.

Sejauh ini, PLN sudah memetakan 13 GI yang berada di daerah rawan banjir dan berpotensi tergenang air. Beberapa gardu induk itu antara lain GI Setiabudi dan GI Karet Lama, di Jakarta Pusat.

General Manager PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang M. Sulastyo  mengatakan, saat banjir 2007 lalu, dari 42.000 gardu distribusi di Jakarta sebanyak 350 gardu terkena banjir. Saat ini 350 gardu distribusi itu peil (lantainya) sudah ditinggikan untuk mengantisipasi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com