Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Bahaya Justru Ada di Negeri Sendiri

Kompas.com - 13/01/2012, 19:18 WIB
Orin Basuki

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi perekonomian di Eropa menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Namun, Indonesia perlu tetap waspada karena bahaya mengintai justru datang dari dalam negeri sendiri.

"Situasi Eropa membaik setelah ECB (Bank Sentral Eropa) menyuntikan dana. Akibatnya, obligasi Spanyol dan Italia bisa dilepas dengan biaya yang lebih rendah. Spanyol bisa lepas 10 milliar dollar AS. Jadi kita tak perlu khawatir berlebihan. Jadi lebih banyak masalah di pekerjaan rumah kita sendiri," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat (13/1/2012).

Menurut Hatta, masalah yang menjadi pekerjaan rumah di Indonesia saat ini adalah lambatnya penyerapan anggaran, banyak proyek infrastruktur yang terbengkalai, dan iklim investasi masih ada kendala. Jika masalah-masalah itu tidak terpecahkan, maka keinginan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6,7 persen pada tahun 2012 akan sulit.

"Kalau pekerjaan rumah tidak selesai, target pertumbuhan tidak akan tercapai," ungkapnya.

Solusi agar penghambat pertumbuhan ekonomi itu dihilangkan adalah pertama, mengupayakan agar belanja APBN tidak tertahan. Ini menjadi perhatian karena ada anggaran belanja pada APBN Perubahan 2011 setara 0,2 persen dari target yang gagal dibelanjakan.

"Saya mewanti-wanti diri saya sendiri agar betul-betul membelanjakan anggaran dengan cepat. Kalau sampai ada dana ratusan triliun tertahan di BI (Bank Indonesia), itu bisa menyebabkan kekeringan likuiditas," tuturnya.

Kedua, pertumbuhan investasi perlu dijaga karena harus mampu meningkat 11-12 persen. Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kinerja birokrasi dan mempertajam penggunaan anggaran infrastruktur pada 2012 yang mencapai Rp 32 triliun, belum termasuk dana di BUMN dan swasta.

Ketiga, iklim investasi perlu dipelihara. Antara lain jangan terlalu sering demonstrasi. "Demonstrasi wajar asal jangan secara sistemik atau ada hal yang tidak baik. Misalnya, masalah buruh harus diselesaikan," kata Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com