Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpres Pembatasan BBM Sudah di Istana

Kompas.com - 18/01/2012, 16:31 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan, dirinya telah menerima revisi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2005 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Bersubsidi dan Perpres Nomor 9 Tahun 2006 tentang pembatasan penggunaan BBM Bersubsidi. Perpres ini terkait pengaturan bahan bakar minyak bersubsidi. Ketika ditanya kapan Presiden akan meneken perpres tersebut, Dipo belum dapat memastikannya.

"Ngurus Perpres tidak seperti mengurus maklumat RT. Nanti lah," kata Dipo kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (18/1/2012).

Sementara Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, kementeriannya telah selesai merevisi perpres tersebut. Sebelum diserahkan ke Istana, perpres ini juga telah dibahas di tingkat lintas kementerian.

Secara terpisah, terkait kebijakan peralihan BBM ke gas, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat, pemerintah belum siap. Ketidaksiapan itu terutama dari sisi infrastrukturnya. "Belum siap. Persiapannya belum maju. Jadi, infrastrukturnya dulu dibuat, baru konversinya. Jangan dibalik. Jangan ngomong terus konversi tanpa persiapan jelas infrastrukturnya. Oke, Jakarta dulu no problem. Tapi, ini bagaimana kalau Anda punya mobil disuruh konversi, lalu dibawa ke Bandung?" ujar Kalla di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (17/1/2012).

Menurut Jusuf Kalla, konversi premium ke bahan bakar gas (BBG) jauh lebih rumit dibandingkan dengan konversi minyak tanah ke elpiji. "Konversi premium ke BBG itu beda dengan minyak tanah ke elpiji. Kalau (pemakai) minyak tanah, tidak bergerak. Ia di rumah tangga. Tapi, kalau mobil, jaringan harus luas karena mobil itu bergerak. Kalau hanya ada fasilitas BBG di Jakarta, bagaimana kalau bawa mobil itu ke Bandung atau ke Bogor? Jadi, persiapannya harus matang betul," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menyarankan pemerintah sementara mengonversi bahan bakar minyak (BBM) secara terbatas dulu, yakni pada kendaraan umum. "Tapi itu kan tidak mudah. Karena itu, saya sarankan, yang pertama adalah angkutan umum dulu, bus kota, angkot. Itu dulu karena dia hanya berputar-putar di situ saja," kata Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Whats New
    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com