JAKARTA, KOMPAS.com - Peranan perbankan untuk membiayai ekspor-impor masih minim. Tahun lalu pembiayaan ekspor-impor hanya berkisar Rp 15 triliun, padahal neraca perdagangan Indonesia lebih dari Rp 2.000 triliun. Pembiayaan ekspor-impor juga masih didominasi perbankan asing.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia bidang logistik, Natsir Mansyur, dalam acara pertemuan para pengusaha dan Perhimpunan Perbankan Nasional, di Jakarta, Rabu (18/1/2012).
"Ekspor saja nilainya mencapai Rp 1.800 triliun. Itu belum transaksi impor. Bayangkan betapa rendahnya pembiayaan ekspor-impor," katanya.
Dia mengatakan, selama ini transaksi perdagangan internasional lebih banyak menggunakan uang tunai. Padahal transaksi tersebut bisa diubah dalam bentuk pembiayaan perdagangan, dengan tingkat risiko rendah.
Ekonom INDEF, Aviliani dalam pertemuan tersebut mengatakan posisi tawar Indonesia dalam transaksi perdagangan internasional masih rendah.
"Banyak negara tujuan ekspor yang mensyaratkan untuk menggunakan bank asing. Kondisi ini membuat para eksportir menyanggupinya. Pemerintah seharusnya menyikapi situasi ini untuk menaikkan posisi tawar kita," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.