Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seribu Cangkul untuk Pulau Buru

Kompas.com - 23/01/2012, 13:47 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Keprihatinan dan keinginan membangun daerah mendorong Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengajak masyarakat menyumbang satu buah cangkul untuk Pulau Buru.

"Cangkul lambang transformasi, untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat adat suku Waepo yang bertahun-tahun hidup dalam ketakutan menjadi stigma pulau pembuangan tTapol. Di era Orde Baru mereka saksi penyiksaan tapol, dan takut keluar dari desa. Sehingga, di tangan mereka hanya ada tombak dan parang," ujar Rhenald Kasali di Jakarta, Senin (23/1/2012).

Transformasi yang dipimpin Rhenald Kasali bersama relawan Rumah Perubahan itu mempertemukan social entrepreneur dengan para pemangku adat.

Kemarin, putra raja suku Waepo, Antoni Besan hadir di Rumah Perubahan menerima cangkul simbolis untuk melakukan pertanian terpadu. Di Waepo, Rhenald Kasali dan tim relawannya membangun peternakan sapi, dilengkapi ketel biogas penyuling minyak kayu putih, dan merawat kembali kebun-kecun coklat rakyat yang tak terurus.

Rumah Perubahan sudah mengirim dua ketel penyulingan dan bersama masyarakat adat membangun ranch. "Menurut kriteria global, mereka kaya. Ribuan ekor sapi, ratusan pohon coklat dan tanah berhektar-hektar. Tetapi miskin karena hanya dilepas di hutan, sapi sakit dan pohon coklat tak diberi pupuk sehingga kurus dan buahnya kerdil," ujar Rhenald.

Tim relawan Rumah Perubahan melakukan lima kali ekspedisi sepanjang tahun 2011 dan berhasil mengajak suku Waepo turun dari gunung, dan membangun ranch untuk rakyat. Kelak pertanian terpadu ini akan di bangun di atas tanah seribu hektar.

Selain cangkul, Rumah Perubahan akan mengirim dokter, alat kesehatan dan obat-obatan, guru dan teknologi tepat guna. Semua itu dibiayai dari kegiatan usaha sebagai social enterprise ditambah sumbangan masyarakat.

Menurut guru besar FEUI ini, masayrakat bisa mengakses informasi dan berpartisipasi pada www.rumahperubahan.com atau atau langsung ke pos kegiatan Rumah Perubahan di jalan raya Hankam, Jati Murni, Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com