Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Butuh 600 Juta Pekerjaan

Kompas.com - 24/01/2012, 17:49 WIB
Hamzirwan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —  Dunia menghadapi tantangan mendesak menciptakan 600 juta lapangan pekerjaan produktif dalam 10 tahun mendatang. Ketiadaan lapangan kerja baru bakal mengganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ikatan sosial.

Demikian Laporan Tren Ketenagakerjaan Global Tahun 2012 berjudul Pencegahan Krisis Pekerjaan Lebih Parah dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang diterima di Jakarta, Selasa (24/1/2012). ILO adalah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang aktif mempromosikan mengenai pekerjaan layak dan kebebasan berserikat.

Krisis selama tiga tahun terakhir dalam pasar kerja global yang mengganggu pertumbuhan ekonomi menimbulkan ancaman pengangguran sedikitnya 200 juta orang. Sedikitnya 400 lapangan kerja dibutuhkan dalam 10 tahun mendatang untuk menyerap penambahan 40 juta angkatan kerja setiap tahun.

Direktur Jenderal ILO Juan Somavia mengatakan, meski pemerintah telah bekerja keras menarik investasi, krisis pekerjaan belum teratasi sepenuhnya. Satu dari tiga pekerja di dunia, yang diperkirakan mencapai 1,1 miliar orang, masih menganggur atau hidup dalam kemiskinan.  

”Penciptaan lapangan kerja dalam ekonomi riil harus menjadi prioritas nomor satu saat saat ini,” ujarnya.

Laporan ini juga mengungkapkan, masih ada 900 juta pekerja bersama keluarga hidup dari penghasilan 2 dollar AS (Rp 18.000) per hari di negara berkembang.

Kondisi di Indonesia

ILO juga melaporkan, jumlah penganggur berusia antara 15 tahun dan 24 tahun pada tahun 2011 mencapai 74,8 juta orang. Kondisi ini sungguh mengkhawatirkan karena bertambah 4 juta orang dalam empat tahun.

Kondisi serupa sebenarnya juga terjadi di Indonesia. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sudah menyusun perencanaan tenaga kerja tahun 2012 yang memprediksi angkatan kerja sebanyak 119,39 juta orang.

Fakta yang memprihatinkan adalah 46,6 persen atau 55,7 juta orang dari angkatan kerja Indonesia didominasi pencari kerja berpendidikan sekolah dasar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com