Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Penumpang KRL di Indonesia Tertinggal dari Negara Lain

Kompas.com - 27/01/2012, 10:34 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno, mengatakan, jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek jauh tertinggal dari sejumlah negara lain. Penyebabnya, jarak waktu kedatangan antar rangkaian kereta api (headway) yang lama karena banyaknya perlintasan sebidang.

"Panjang KRL Jabodetabek sekitar 150 kilometer dengan 67 stasiun hanya dapat mengangkut 400 ribu penumpang per hari karena ada kendala headway dan perlintasan sebidang," kata Djoko kepada Kompas.com, Jumat ( 27/1/2012 ).

Sementara di kota Berlin panjang lintasan KRL hanya 147 kilometer dengan 195 stasiun bisa mengangkut 1,4 juta penumpang per hari, di Osaka panjang lintasan 138 kilometer dengan 133 stasiun bisa mengangkut 2,3 juta penumpang, dan di Saint Petersburg panjang lintasan sebesar 110 kilometer dengan 64 stasiun bisa mengangkut hingga 2,3 juta penumpang. Bahkan Singapura, sebut dia, dengan panjang lintasan kereta sepanjang 130 kilometer dengan 87 stasiun mampu mengangkut 1,8 juta penumpang per harinya.

Menurut Djoko, banyaknya perlintasan sebidang yang mencapai 80 titik di Jabodetabek menjadi hambatan bagi kereta untuk bisa mengurangi headway di bawah 5 menit.

Sebagai solusi, Djoko berharap titik potong lintasan kereta api dengan jalan ini bisa dibangunkan rel layang atau underpass. Pembangunan satu rel layang atau underpass sekitar Rp 75 miliar. Dengan begitu, jika dikalikan dengan jumlah titik perlintasan sebidang tersebut maka dana pembangunan rel layang atau underpass menjadi Rp 6 triliun. "Ada pilihan membuat jadi tak sebidang atau membangun jaringan kereta api melayang seluruhnya," tuturnya.

Sekarang ini, kata dia, jumlah perlintasan sebidang yang krusial untuk diperbaiki hanya 24 titik dari 80 titik yang ada. Untuk sumber dananya, ia menyebutkan, pemerintah bisa mengambilnya dari dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang tahun lalu menelan dana sebesar Rp 96,8 triliun. Ini karena Pemda DKI Jakarta sendiri hanya sanggup memperbaiki 2 perlintasan sebidang per tahunnya.

Seperti diwartakan, PT Kereta Api Indonesia sendiri memasukkan kondisi perlintasan sebidang sebagai salah satu masalah yang harus diselesaikan demi menuju target pengangkutan 1,5 juta penumpang untuk KRL Jabodetabek pada tahun 2018 . Namun, KAI sendiri belum berencana membangun rel layang untuk mengatasi perlintasan ini seiring dengan besarnya dana yang dibutuhkan. "Biayanya sangat besar. Untuk 1 kilometer rel layang dibutuhkan biaya Rp 180-200 miliar," ujar Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan, beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com