Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Ikan Hias ke Timur Tengah Meningkat

Kompas.com - 27/01/2012, 11:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar ekspor ikan hias masih tetap cantik. Kendati permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa turun akibat krisis, pasar ikan hias di Timur Tengah tetap meningkat. Kenaikan permintaan ikan hias di Timur Tengah itu bisa menutup penurunan pasar di Amerika Serikat dan Eropa, sehingga ekspor ikan hias dari Indonesia masih tetap melejit.

Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI), Suseno, memperkirakan, nilai ekspor ikan hias nasional akan meningkat hingga 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan tersebut tidak lain karena banyak eksportir yang melakukan diversifikasi pasar, yaitu ke negara-negara di Timur Tengah, selain ke beberapa negara di kawasan Asia. "Dengan membuka pasar ekspor selain ke Eropa dan Amerika, maka, saya optimistis penjualan akan naik," kata Suseno, kemarin.

Menurut data DIHI, total nilai ekspor ikan hias pada tahun 2011 mencapai 16 juta dollar AS. Dengan perkiraan tahun ini naik 20%, nilai ekspor ikan hias dari Indonesia pada tahun ini akan mencapai sekitar 19,2 juta dollar AS.

PT Harlequin Aquatics adalah salah satu perusahaan yang telah mengekspor ikan hias ke negara petro dolar di Timur Tengah. Hendra Iwan Putra, Direktur PT Harlequin Aquatics, mengakui bahwa permintaan ikan hias di Timur Tengah cukup besar. Saat ini, dalam satu bulan, PT Harlequin Aquatics setidaknya bisa mengekspor sekitar 12 ton ikan hias ke negara-negara di Timur Tengah.

Peningkatan ekspor ke Timur Tengah ini penawar suramnya pasar ikan hias di Amerika Serikat dan Eropa. Menurut Hendra, saat ini Harlequin setiap bulan hanya mengekspor sekitar 500 kilogram (kg) ikan hias ke Eropa. Padahal sebelum terjadi krisis, permintaan ikan hias dari kawasan tersebut mencapai rata-rata satu ton untuk setiap bulannya. "Maka banyak eksportir ikan hias yang mulai membuka jalur ke Timur Tengah," kata Hendra.

Selain ke Timur Tengah, permintaan ikan hias yang juga tumbuh bagus antara lain dari Brazil, meskipun relatif masih kecil. Jenis ikan yang diminati di kawasan pasar baru tersebut cukup beragam, mulai dari jenis budidaya air tawar hingga tangkapan laut, seperti neon tetra, botia, arowana silver, komet dan seterusnya.

Lain Brazil lain Timur Tengah. Menurut Hendra, beberapa jenis ikan yang menjadi idola di pasar Timur Tengah terutama komet, botia dan jenis tetra. Untuk pasar Eropa, selama ini, jenis yang paling populer adalah ikan tetra. Ini berbeda dengan pasar di Asia yang banyak meminati ikan arowana.

Selain jenisnya, ukuran ikan yang banyak diminta oleh konsumen di Eropa dan Timur Tengah adalah ikan-ikan yang relatif kecil. Pasar di kedua kawasan ini umumnya lebih menyukai ikan hias yang panjangnya maksimal 5 cm.

Harlequin menetapkan harga jual beragam, tergantung jenis ikan dan ukurannya. Untuk jenis botia berukuran 5 cm, misalnya, Harlequin membanderol harga 0,7 dollar AS per ekor, sementara jenis tetra berukuran 2,2 cm dihargai sekitar 0,07-0,12 dollar AS per ekor. Harlequin menetapkan harga arowana ukuran 15 cm sekitar 7 dollar AS per ekor.

Selain tertolong kenaikan permintaan dari Timur Tengah, pasar ikan hias di Asia tetap menjadi lahan basah bagi eksportir. Menurut Suseno, negara-negara Asia yang menjadi pasar potensial ekspor ikan hias Indonesia adalah Singapura, China, Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. "Negara Asia lebih menyukai ikan air tawar, Eropa menyukai ikan air laut," kata Suseno.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com