Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Premium Tidak Sejalan dengan Inflasi

Kompas.com - 27/01/2012, 15:08 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur ReforMiner Institute, Komaidi, menyebutkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium tidak berkorelasi positif dengan inflasi. Justru bbm jenis solar yang memiliki dampak langsung dengan inflasi. "Tren yang ada inflasi itu akan mengikuti harga bahan bakar itu hanya di periode tiga sampai empat bulan awal. Selanjutnya cenderung tidak berkorelasi positif. Bahkan untuk premium itu cenderung tidak berkorelasi positif dengan tren inflasinya," sebut Komaidi, dalam diskusi dengan wartawan, di Jakarta, Jumat (27/1/2012).

Komaidi menyebutkan, kenaikan harga premium tidak secara langsung memicu inflasi. Ia mencontohkan pada tahun 2001-2002, harga premium naik beberapa kali tetapi tidak diikuti oleh kenaikan tren inflasi. Ini karena, kata dia, masyarakat yang mengonsumsi premium adalah golongan atas. "Sehingga itu tidak ada kenaikan. Mereka tidak melakukan adjustment terhadap harga barang dan jasa," ujarnya.

Tetapi, justru bbm jenis solarlah yang berkorelasi positif dengan inflasi. Diduga karena ada dampak dari angkutan barang dan jasa yang memang menggunakan bbm jenis solar. Oleh karena itu, kata dia, jika pemerintah akan menaikkan harga bbm jenis solar dan premium secara bersama-sama maka pemerintah harus menaruh perhatian lebih pada solar. "Karena ini kan, dari dunia industri, ketika biaya transportasi naik sementara mereka mengharapkan marjin yang sama dibandigkan tahun yang sama, otomatis harus membebankan biaya tranportasi ke harga jual," sebutnya.

Sebagai solusi, Komaidi menyarankan, pemerintah menghitung berapa jumlah angkutan barang dan jasa dan berapa konsumsi bbmnya. "Volume itu dikembalikan kepada mereka sejumlah nominal rupiah melalui Kementerian Perhubungan," ungkapnya.

Dengan begitu, ketika angkutan barang dan jasa telah disubsidi oleh pemerintah, pelaku usaha tidak punya alasan untuk menaikkan harga barang. Untuk diketahui, pemerintah sekarang tampaknya akan membuka opsi kenaikan harga BBM bersubsidi, selain opsi pembatasan konsumsi BBM bersubsidi dengan mengalihkan ke bahan bakar gas dan pertamax. Kenaikan harga mungkin jika pemerintah mempercepat pembahasan APBN Perubahan 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    Whats New
    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Whats New
    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Whats New
    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    Whats New
    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Whats New
    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    Whats New
    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Whats New
    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com