Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Premium Jadi Rp 6.000, Kenaikan Inflasi Kecil

Kompas.com - 27/01/2012, 16:09 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga riset ReforMiner Institute memprediksi tambahan kenaikan inflasi hanya 1,57 persen jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yakni premium dan solar, dinaikkan sebesar Rp 1.500 sehingga menjadi Rp 6.000 per liternya.

Sementara itu, untuk rencana pembatasan BBM bersubsidi, ReforMiner memproyeksi tambahan inflasi bisa mencapai 0,29 persen. Angka tambahan inflasi itu dengan catatan hanya untuk premium dan cakupan wilayahnya Jabodetabek. "Kalau di Jabodetabek itu sekitar 0,45 persen tambahan inflasinya (untuk pembatasan premium dan solar)," ujar Komaidi, Wakil Direktur ReforMiner Institute, kepada Kompas.com, Jumat (27/1/2012) di Jakarta.

Jika pembatasan jadi diterapkan di Jawa-Bali, maka dampak kenaikan inflasi mencapai 0,88 untuk kedua jenis BBM. Ketika diterapkan secara nasional, tambahan inflasi bisa sampai 1,3 persen. "Itu asumsinya kalau (peralihan ke) gas juga jalan. Namun, kalau gasnya belum jalan, orang beralih ke pertamax, terus terjadi kelangkaan, maka beban inflasinya bisa lebih besar dari itu," urainya.

Sekalipun dampaknya lebih kecil ketimbang menaikkan harga BBM bersubsidi, Komaidi tidak yakin pembatasan yang rencananya dilaksanakan per 1 April mendatang bisa terlaksana. Pasalnya, ketika ia beberapa kali bertemu dengan pemangku kepentingan, seperti Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Minyak dan Gas Bumi) serta Pertamina, ternyata mereka tidak siap.

Ia menyebutkan, ReforMiner lebih memilih untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, baik premium maupun solar dengan rentang harga Rp 1.000-Rp 1.500 per liter, sembari melanjutkan dan mempercepat program bahan bakar gas untuk transportasi. "Kalau produksi kita mau fair kan premium yang kilangnya Pertamina. Waktu RDG (rapat dengar pendapat) kan ada pertanyaan menarik, kilang-kilang premium itu mau diapakan (kalau ada peralihan ke pertamax dan bahan bakar gas)? Dijadikan museum atau di-setting ulang? Kalau di-setting ulang, butuh waktu satu tahun," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Work Smart
    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Whats New
    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Whats New
    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Whats New
    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Whats New
    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    Whats New
    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Whats New
    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Whats New
    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    Whats New
    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Whats New
    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    Whats New
    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Whats New
    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com