Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Kering Pengaruhi Pergerakan Harga Kedelai

Kompas.com - 30/01/2012, 15:33 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Harga kedelai berjangka yang diperdagangkan di CBOT (Chicago Board of Trade) ditutup melemah. Penurunan harga kedelai dipicu aksi spekulasi ditengah kondisi cuaca kering yang berpotensi merusak tanaman di Argentina dan Brazil yang merupakan produsen terbesar setelah AS.

Harga kedelai berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Maret mengalami penurunan 3.75 sen, dan di tutup di posisi 12,19 dolar AS per bushel. Harga kedelai berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Mei mengalami penurunan sebesar 3.5 sen dan berakhir pada posisi 12,285 dolar AS per bushel.

Sementara itu, untuk kontrak berjangka golongan biji-bijian yang lain, harga jagung mengalami kenaikan untuk keenam kalinya dalam tujuh sesi dipicu peningkatan permintaan luar negeri. Eksportir AS menjual 170.200 metrik ton jagung ke Meksiko.

Sementara itu, Indonesiaterus berupaya mencapai sasembada kedelai melalui pemanfaatan lahan Perhutani secara nasional, peningkatan produktivitas, dan penambahan areal tanam kedelai.

Sejak tahun 2001, produksi kedelai berkisar 600.000-850.000 ton per tahun. Sedangkan, kebutuhan rata-rata 2,4 juta ton/tahun. Sementara, impor rata-rata sebesar 1,8 juta ton/tahun.

Produksi rata-rata petani hanya 800-1000 kilogram/hektar. Brasil mampu 2,5 ton/hektar, Amerika dan Canadarata-rata 2,6 ton/hektar.

Menurut Menteri Pertanian, produksi kedelai nasional 2011 sekitar 870.000 ton, turun 4,08 persen dibandingkan dengan produksi 2010 sebanyak 904.000 ton. Target produksi kedelai tahun 2012, sesuai dengan peta jalan (road map), sebesar 1,9 juta ton, dengan catatan ada tambahan lahan 500.000 hektar menuju swasembada tahun 2014.

Harga kedelai nasional diharapkan akan semakin baik. Selain permintaan bertambah, harga dunia juga meningkat. Belum lagi ada pengenaan bea masuk kedelai impor sebesar 5 persen tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com