Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Yunani Tekan Bursa Saham Dunia

Kompas.com - 09/02/2012, 13:15 WIB
Orin Basuki

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Pasar saham dunia berupaya bertahan menghadapi sentimen yang tumbuh pasca kegagalan politikus Yunani dalam menyepakati paket suntikan modal yang krusial demi menghindari gagal bayar utang mereka.

Ini menekan sebagian besar harga saham di bursa-bursa Asia pada penutupan perdagangan sesi satu siang ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat diposisi 3.955 atau melemah 0,84 persen tengah hari tadi. Ini seiring dengan pelemahan yang terjadi di bursa Nikkei, Jepang sebesar 0,6 persen, tergelicir dari posisi tiga bulan tertinggi yang dicapai sebelumnya.

Begitu juga dengan bursa Hang Seng yang terpuruk paling dalam sebesar 0,51 persen di level 20.910. Adapun bursa Kospi, Korea Selatan tercatat melemah 0,31 persen pada posisi 1.997.

Kantor berita Reuters melaporkan dari Tokyo, Kamis (9/2/2012) harapan Yunani untuk menyelesaikan masalah adalah pertemuan menteri-menteri keuangan Eropa Kamis ini. Setidaknya itu yang diungkapkan Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos.

Pernyataan Papademos memang tidak fokus pada wacana tertentu, namun sempat terdengar salah satu yang akan didiskusikan adalah pemangkasan dana pensiun. Sebelumnya, pemimpin politik Yunani bersepakat memangkas gaji minimum sebesar 22 persen, dan tetap mempertahankan adanya bonus liburan.

Kegagalan suntikan dana paket darurat 130 miliar euro bisa menekan Yunani pada gagalnya pembayaran utang. Ini akan mengancam stabilitas di seluruh zona Eropa.

"Dalam jangka pendek pergerakan pasar, dengan dasar transaksi yang menurun meski kesepakatan sudaj dicapai, akan tetap butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah fiskal Yunani. Sebab tidak ada obat yang cepat menyembuhkan isu struktural," ujar Kepala Ekonom FuNNeX Asset Management in Tokyo, Xiao Minjie.

Pasar memang masih akan mendapatkan kabar baik dari Amerika Serikat, namun pada saat yang sama muncul isu negatif dari Eropa. "Dan perlindungan terbaik dari risiko di bawah kondisi seperti adalah ambil untung di saat harga naik dan berburu daya tawar ketika harganya melorot," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com