JAKARTA, KOMPAS.com — Shinsei Bank Ltd, bank terbesar kelima di Jepang, berniat masuk ke Indonesia. Mereka akan membiayai investasi dari perusahaan Jepang yang menggarap berbagai proyek di Indonesia.
Head of Institutional Group Senior Managing Executive Officer Shinsei Bank Ltd, Hitomi Sato, memastikan lembaga keuangan itu akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. "Sebentar lagi harus mulai membahasnya dengan regulator perbankan di Indonesia," ujar Sato seusai bertemu Menteri Perindustrian, Jumat (17/2/2012).
Tujuan Shinsei Bank masuk ke Tanah Air adalah untuk membantu perusahaan pembiayaan berbagai proyek Jepang di Indonesia, salah satunya di bidang alat berat. Secara bersama-sama, Shinsei Bank juga akan membangun perusahaan leasing. Fokus bisnis mereka di Indonesia adalah pelanggan korporasi, tetapi mereka juga akan melayani nasabah personal.
Alasan lainnya adalah populasi dan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia yang sangat besar. Berdiri pada1952, bank yang bermarkas di Tokyo ini datang tak sendirian, tetapi bersama rombongan perusahaan swasta yang dipimpin oleh Taiju Research Institute.
Permudah kerja sama IJEPA
Yoshinari Yajima, Ketua Taiju Research Institute, menegaskan, Jepang berkomitmen memperbaiki kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). "Kami mengusulkan pada Pemerintah Jepang agar ada perubahan kebijakan dalam kerja sama itu," tutur Yajima.
Perbaikan yang dimaksud akan dilakukan di bidang industri dan bidang lainnya agar bisa lebih bermanfaat bagi kedua belah pihak. Jepang juga akan terus meningkatkan investasinya di Indonesia. Di bidang ketenagakerjaan, pengiriman TKI ke Jepang akan dipermudah dan waktu tinggalnya bisa lebih lama.
Menteri Perindustrian MS Hidayat yakin kedatangan rombongan dari Jepang itu akan mempermudah rencana review kerja sama IJEPA. "Yajima berasal dari partai yang sedang berkuasa di Jepang, jadi bisa memperlancar," yakin Hidayat.
Dalam kerja sama perdagangan Indonesia-Jepang selama ini, Indonesia selalu mencatatkan angka defisit yang sangat besar. Sebagai gambaran, data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa ekspor produk industri dari Indonesia ke Jepang periode Januari-September 2011 mencapai 9,25 miliar dollar AS. Sebaliknya Indonesia mengimpor produk industri dari Jepang sebesar 17,7 miliar dollar AS. Dengan kata lain, terjadi defisit di pihak Indonesia sebesar 8,45 miliar dollar AS. (Sofyan Nur Hidayat/Kontan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.