JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi Faisal Basri mengungkapkan bahwa sejak Indonesia merdeka, negara telah banyak berutang ke pihak asing untuk menggenjot pembangunan di berbagai sektor. Agar utang tersebut tidak semakin menumpuk, Faisal menyarankan negara lebih baik berutang dari dalam negeri, bukan berhutang ke luar negeri.
Alasan Faisal memberikan saran tersebut karena utang dalam negeri bisa memberikan dampak baik untuk pembangunan negara. "Kalau utang keluar negeri bunganya keluar, jadi keluar dari sistem. Kalau utang ke rakyat (dalam negeri), pemerintah berutang untuk pengadaan infrastruktur bagi rakyat, infrastruktur meningkatkan produktifitas kerja, produktifitas bisa meningkatkan upah buruh, upah buruh untuk jaminan hari tua, jadi menurun duitnya (utangnya)," ujar Faisal Basri, Selasa (21/2/2012).
Faisal Basri telah menyarankan cukup lama kepada pemerintah untuk mengeluarkan surat utang yang didanai oleh jaminan sosial dari gaji yang disisihkan.
Karena dari jaminan sosial itu, kalau dikumpulkan secara tidak langsung bisa memberikan dana APBN baru. "Dengan surat utang yang dibiayai dari uang rakyat, namanya gaji, disisihkan untuk jaminan sosial. Kalau dikumpulkan 1.500 triliun sama dengan APBN. Tapi sampai sekarang jaminan sosial nggak kunjung datang, baru mau didesain," papar Faisal Basri.
Seperti diketahui jumlah utang Indonesia saat ini menembus Rp 1.800 triliun. Sementara, pada 2010 lalu, utang Indonesia mencapai Rp 1.600 triliun. Terjadi kenaikan sekitar 200 triliun dalam kurun dua tahun. (Adiatmaputra Fajar Pratama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.