Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengecekan Limbah B3 Terkendala Teknologi

Kompas.com - 23/02/2012, 18:02 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengecekan ribuan kontainer besi bekas impor terkendala teknologi. Minimnya teknologi membuat pengecekan berjalan lamban. Hal itu membuat penahanan kontainer berlangsung lama. Pengusaha meminta pemerintah bertindak cepat untuk mengurangi beban kerugian, yang harus mereka tanggung.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Kamis (23/2/2012), mengatakan, sampai saat ini pemerintah belum memiliki solusi untuk mempercepat proses pemeriksaan. " Kita belum punya teknologi canggih untuk memfasilitasi pemeriksaan secara cepat. Karenanya ribuan kontainer masih antre di pelabuhan," katanya.

Bayu mengatakan, di negara asal impor yakni Belanda dan Inggris tidak dibedakan besi bekas dan dan limbah besi yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Akibatnya kedua jenis barang tersebut tidak dipisahkan. " Jadi saat beli jadi satu, karena memang tidak ada pemisahan. Itulah yang menyulitkan kita karena teknologi kita juga minim," ujarnya.

Dia menambahkan, jika sebelum dimuat di negara asal barang tersebut telah diverifikasi, maka telah terjadi dalam proses tersebut. Verifikasi itu dilakukan oleh Surveyor Luar Negeri, yang ditunjuk oleh importir yang bersangkutan. Ada kesalahan dalam verfikasi yang harus dikaji. Barang-barang itu seharusnya tidak diloloskan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com